SHARE DAN BERBAGI DALAM KOMUNITAS SOSIAL MEDIA INDONESIA

SHARE DAN BERBAGI DALAM KOMUNITAS SOSIAL MEDIA INDONESIA

SHARE DAN BERBAGI DALAM KOMUNITAS SOSIAL MEDIA INDONESIA

SHARE DAN BERBAGI DALAM KOMUNITAS SOSIAL MEDIA INDONESIA

SHARE DAN BERBAGI DALAM KOMUNITAS SOSIAL MEDIA INDONESIA

TRAKINDO MEMPERSIAPKAN PROFESIONAL INDUSTRI ALAT BERAT MELALUI BEASISWA



Banjarmasin, 5 Agustus 2015 - PT Trakindo Utama (Trakindo), penyedia solusi alat berat Caterpillar, kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berbasis karakter di industri alat berat secara berkelanjutan. 

Rabu, 5 Agustus 2015, Trakindo menyerahkan beasiswa kepada 23 siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) binaan Trakindo yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban). Melalui program beasiswa ini, Trakindo bertujuan meningkatkan kompetensi para penerima beasiswa agar lebih siap bersaing di dunia kerja dan memiliki karakter yang baik.

Sebagai perwujudan misi Trakindo untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas, Trakindo mempersiapkan SDM yang berkualitas melalui program pendidikan sebagai salah satu pilar utama dalam kegiatan tanggung jawab sosial, ujar Maria T. Kurniawati, Chief Administration Officer Trakindo, melalui Keterengan Pers, Rabu (5/8/2015). 

Menurutnya, 23 siswa/siswi penerima beasiswa dalam program Coop Trakindo tersebut akan melanjutkan pendidikan di Poliban mulai 10 Agustus 2015 pada program studi Teknik Alat Berat. 

Poliban terpilih untuk membina penerima beasiswa angkatan kedua ini karena merupakan salah satu mitra Politeknik Trakindo yang memiliki antusiasme tenaga pengajar yang tinggi, fasilitas yang memadai, memiliki komitmen dalam pengembangan kompetensi pengajarnya, serta peduli terhadap kemajuan pendidikan generasi muda Indonesia. 


Direktur Poliban H. Edi Yohanes mengatakan, Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk membina para penerima beasiswa, hal ini juga sejalan dengan visi/misi kami dalam menyukseskan pembangunan nasional serta mempersiapkan generasi muda yang terampil di bidang industri alat berat melalui program Coop Trakindo. 

Sebelumnya, penerima beasiswa angkatan pertama (tahun 2014) terdiri dari 34 siswa/siswi terpilih yang saat ini tengah belajar di tiga Politeknik binaan Trakindo yaitu Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Negeri Padang dan Politeknik Negeri Ujung Pandang. 

Pendidikan merupakan pilar utama dari kegiatan tanggung jawab sosial yang dijalankan Trakindo dengan harapan inisiatif ini dapat juga menginspirasi pihak dan/atau perusahaan lain untuk berpartisipasi memajukan SDM di Indonesia dengan lebih cepat lagi. 

Pada pendidikan dasar, Trakindo mencanangkan program bantuan pendidikan bagi 40 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Sedangkan pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, selain pemberian beasiswa, Trakindo memelopori pengembangan kurikulum alat berat yang telah disahkan menjadi kurikulum nasional di tingkat SMK dan Politeknik sejak tahun 1996 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tingkat Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional. 

Trakindo menerapkan program Coop bersama dengan 15 institusi pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu sembilan SMK dan enam Politeknik. Program ini meliputi materi pembelajaran, sarana pendukung, pelatihan soft skills, praktek kerja lapangan bagi siswa/mahasiswa serta pelatihan teknik para pengajar di Training Center Trakindo. 

Program Coop Trakindo telah menciptakan ribuan SDM berkualitas dan berbasis karakter yang dibutuhkan industri alat berat. Sejak tahun 2000, lebih dari 2.500 lulusan bidang studi alat berat telah bekerja di industri alat berat dan industri lain yang berkaitan, dan 60% dari mereka saat ini bekerja di Trakindo. 

abunawarbima@gmail.com


===============================================================
PT Trakindo Utama adalah penyedia solusi alat berat Caterpillar yang berkelas dunia di Indonesia. Alat berat yang Trakindo distribusikan terdiri dari machine dan engine. PT Trakindo Utama didirikan pada tahun 1970 oleh pencetusnya, AHK Hamami. Trakindo menjadi dealer resmi untuk Caterpillar di tahun 1971. Didukung dengan fasilitas yang berkelas internasional dan jaringan yang luas di lebih dari 60 cabang di seluruh Indonesia, Trakindo siap melayani dan memajukan seluruh pelanggannya dari Sabang sampai Merauke. Dukungan alat berat yang dimiliki Trakindo diperuntukkan bagi industri pertambangan, konstruksi, kehutanan dan perkebunan, kelautan, minyak dan gas, serta kelistrikan.

ALAN...! TANPANG REMAN, HATI MALAIKAT


Berbadan besar, rambut gondrong, dan tampang sangar terkadang bisa menipu orang. Tampang boleh sangar, tapi M Saleh Yusuf memiliki hati lembut.

Sekilas tidak ada yang mewah dari laki-laki kelahiran Desa Mawu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. Sehari-harinya, pria yang akrab disapa Alan itu bekerja sebagai sopir bus malam AKAP dengan rute Bima-Mataram.

Siapa sangka, di balik penampilannya yang garang, Alan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Berawal dari keprihatinan menyaksikan anak-anak di desanya yang tidak bersekolah dan kurangnya pengetahuan akan agama, sebuah ide membuat sekolah terlintas di benaknya. Dengan tekad kuat dan dukungan keluarga, Alan berhasil membangun sekolah tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) di desanya.

Guna mewujudkan tekadnya, pria berusia 42 tahun itu menyisihkan penghasilannya dari profesi yang digelutinya selama 20 tahun terakhir.

Berdasarkan pengalamannya melewati beberapa wilayah di Indonesia, ia sadar desanya tertinggal jauh. “Pada waktu itu saya melihat perbandingan kualitas hidup beserta pendidikan selama saya menyetir bus dari Bima ke Jakarta. Saya melihat anak-anak di sekolah dan kampung saya perlu mengubah pola pikirnya. Saya melihat perbandingan itu dan saya sadar kualitas hidup di kampung saya sangat jauh tertinggal,“ ungkapnya.

Pada 2008, ia mendirikan sekolah gratis bernama Madrasah Ibtidaiyah Swasta Darul Ulum di desa kelahirannya di Dusun Tololai. Meski hanya terbuat dari kayu dan bilik, madrasah itu sangat dirasakan manfaatnya bagi warga sekitar, terutama anak-anak. Kini, Madrasah Darul Ulum telah memiliki 100 siswa dan 15 staf pengajar.

Di sini mereka dapat sekolah tanpa mengeluarkan biaya alias gratis. Seluruh biaya dan fasilitas sekolah bahkan gaji guru ditanggung Alan.

Seiring dengan berjalannya waktu, Alan memiliki mimpi agar madrasah yang dibangunnya itu dapat terus berkembang dan dapat membantu lebih banyak warga di tanah kelahirannya. Harapannya hanya satu, yaitu melalui pendidikan itu saya berharap agar anak-anak Desa Tololai tumbuh menjadi anak-anak cerdas dan bisa meraih segala mimpinya.

Inspirasi Alan membuka Mata Dunia.

Kick Andy MtroTV, dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-9 dengan tema "Kick Andy Heroes" Mengundang 7 orang nominasi Kick Andy Heroes yang diseleksi secara ketat berasal dari berbagai daerah , salah satunya M.Saleh alias Alan dari Bima NTB, tidak menyangka terpilih dan berhak mendapatkan Piala Penghargaan yang diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan.

Acara Penganugerahan 'Kick Andy Heroes 2015' ini dihadirin pula oleh Menteri Sosial - Khofifah Indar Parawansa, Menteri Kesehatan - Nila Djuwita Moeloek, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah - Anies Baswedan, Menteri Kelautan Dan Perikanan - Susi Pujiastuti, Menteri Perindustrian - Saleh Husin, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan - Siti Nurbaya, Gubernur DKI Jakarta - Basuki Cahyo Purnama (Ahok), Walikota Surabaya - Tri Rismaharini dan beberapa Anggota DPR RI serta Pengusaha lainnya.

"Penghargaan ini saya persembahkan untuk  murid-muridku, Guru-guru yang tengah mengabdi di MIS Darul Ulum Tololai Bima, rekan seperjuangan yang peduli dengan generasi Bangsa" Tegas Alan sambil mengangkat tingi-tinggi Piala Penghargaan Kick Andy Heroes 2015.

BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

INSPIRASIMU SEMOGA MENJADI MOTIVASI BAGI SEMUA ORANG


Halim seorang petani muda yang saban hari waktunya dihabiskan di kebon yang ia garap dengan mode tanaman hortikultura walau pengetahuan tentang hortikultura itu sendiri masih relatif minim namun tidak mengurangi semangatnya untuk coba dan mencoba hingga membuahkan hasil seperti yang ia harapkan.

"Jangan takut gagal, katanya, karena dengan eksprimen yang gagal akan memberikan pembelajaran yang baik pada eksprimen berikutnya hingga tercipta inovasi baru yang ahirnya akan memetik hasil yang sempurna, Halim meyakinkan"

Hamparan tanaman tomat yang memenuhi kebon yang ia garap membuktikan ucapannya bahwa sesungguhnya alam ini memberi inspirasi dan menantang kita untuk memanfaatkannya dan jika mampu mengolahnya dengan baik akan menjadi sumber rejeki yang mensejahterakan kita semua, ujar Halim.

Mengelola tanaman hortikultura memang membutuhkan pengetahuan yang cukup, untungnya di era kemajuan tekhnologi saat ini, pengetahuan tentang hal tersebut sangat mudah kita dapatkan, browsing saja di-internet kemudian dipraktekin, asal kita telaten pasti bisa, tegasnya.

Tekhnologi bukan semata milik orang kota tapi sudah merambah di-pedesaan, bedanya kalau didesa masih banyak lahan yang bisa kita olah, katanya sembari menyodorkan catatan, ini lagi saya pelajari .

Catatan itu sebagai berikut :

Tanaman yang memerlukan tahap penyemaian biasanya yang mempunyai siklus panen menengah hingga panjang dan memiliki benih yang kecil-kecil. Untuk tanaman dengan siklus panen cepat seperti bayam dan kangkung, tahap penyemaian menjadi kurang ekonomis. 

Sedangkan untuk tanaman yang memiliki biji besar, sebaiknya ditanam dengan ditugal. Tanaman yang berbiji besar relatif tahan terhadap kondisi  lingkungan karena didalamnya telah terkandung zat yang berguna menopang awal pertumbuhan. Beberapa jenis hortikultura yang biasa disemaikan antara lain tomat, cabe, sawi, selada dan sebagainya.

Proses penyemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan. Untuk itu diperlukan tempat persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat persemaian bisa dibuat permanen ataupun sementara. Media persemaian bisa berupa tray, tercetak, polybag atau bedengan biasa. Berikut ini tahapan-tahapan mempersiapkan media persemaian.

Menyiapkan media tanam

Hal pertama yang harus disiapkan adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media persemaian harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.

Tanah yang baik untuk media persemaian diambil dari bagian atas (top soil). Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm. Tanah yang baik merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung benrmanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik.

Untuk memperkaya kandungan hara bisa ditambahkan dengan pupuk organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan cara diayak. Struktur yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru berkecambah karena perakarannya masih terlalu lembut.

Campurkan bagian tanah dan pupuk organik dengan rasio 1:1. Atau bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Cirinya, setelah dicampurkan ditambah air teksturnya bisa solid (bisa dikepal tidak ambrol) namun tidak becek.

Membuat media persemaian
  • Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik (pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang) komposisinya 1:1.
  • Untuk persemaian tray, masukkan campuran media tanam tersebut kedalamtray, padatkan secukupnya agar media bisa mencengkrap tanaman. Traysudah siap untuk media tanam.
  • Untuk persemaian polybag, campurkan media tanam yang telah dibuat dengan arang sekam dengan komposisi 1:1. Ambil polybag dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran bibit tanaman. Media persemaian polybagsiap untuk ditanami.
  • Untuk persemaian cetak, siram campuran media tanam yang telah dibuat tersebut dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk menyolidkan campuran agar mudah dibentuk dan tidak ambrol. Kemudian gunakan cetakan untuk membentuk adonan menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Lubangi bagian atas kotak-kotak tersebut sedalam 1-2 cm untuk memasukkan benih. Media persemaian siap ditanami. 
Membuat media persemaian berbentuk bedengan
  • Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik dengan komposisi 1:1.
  • Kemudian bentuk bedengan dan letakan campuran tadi diatas permukaan bedengan. Ketebalan campuran hendaknya 5-7 cm, ketebalan ini optimal untuk tanaman yang baru tumbuh.
  • Siram bedengan dengan air secukupnya dan tebarkan benih di atas bedengan tersebut.
  • Buat tiang penyangga atau bambu yang dilengkungkan, kemudian tutup bedengan dengan paranet.
  • Penutup bedengan bisa dibuat permanen dengan paranet, atau dibuat dengan sistem tutup buka dengan plastik bening. Sistem tutup buka berguna pada musim hujan agar tanaman tidak terkena kucuran air hujan secara langsung. Benih yang cocok disemaikan di persemaian tipe bedengan adalah sayuran daun bersiklus pendek seperti sawi, caisim, pakchoi, dll.
Tiba-tiba Halim kedatangan tamu yang rupanya tamu tersebut sudah tidak asing lagi baginya maupun waga Bima khususnya yaitu Alan (sang sopir bus malam yang menginspirasi semua orang sejak dinobatkan menjadi pejuang pendidikan Indonesia tahun 2014 atau Dompet Duafa Award yang sudah ditayangkan oleh beberapa Media Nasional, seperti TVRI, Net TV dan Kick Andy MetroTV). 

Alan datang bersama petani cabe asal Belo yang memang sudah lama malang melintang di dunia tanaman  hortikultura, tentu saja kedatangan mereka menjadi suatu kehormatan bagi Halim untuk bertukar pikiran.

Kedatangan Alan adalah sesuai komitmennya;  ingin memajukan dunia pendidikan di-kampungnya dan memberdayakan seluruh masyarakat kampung untuk mengolah  lahan yang masih banyak nganggur  dengan tanaman hortikultura seperti  tomat, cabe dan sayur-sayuran dan lainnya.

Alan mengajak petani muda berbakat itu, untuk memberikan pelatihan dan pembinaan masyarakat serta anak-anak di kampungnya tentang bagaimana mengelola dan memaksimalkan sumber daya alam, untuk apa jauh-jauh merantau sedangkan alam disekitar kita sangat menjanjikan, pungkas Alan. 

abunawarbima@gmail.com

BUDAK DI NEGERI ORANG, BOS DI NEGERI SENDIRI



Bekerja di luar negeri menjadi upayanya mendapatkan modal untuk berusaha di Indonesia.Hingga ia bisa mewujudkan citacitanya menjadi pengusaha.

“SAYA ingin jadi pengusaha, akan enak sepertinya kalau hidup seperti orang kaya,“ ucap Richa Susanti, 35. Kalimat itu meluncur dengan mulus dari mulut Richa saat ditanya `apa cita-citamu?'. Sayangnya, jalan yang dilalui Richa mewujudkan mimpinya tidak semulus ucapannya. ucapannya.

Besar di keluarga dengan ayahnya berprofesi sebagai sopir truk dan ibu buruh tani, Richa harus menelan pil pahit tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah setelah lulus SMEA karena kondisi ekonomi.Selain itu, adik-adiknya juga membutuhkan dana untuk pendidikan.

“Padahal waktu itu saya ingin sekali mengambil manajemen bisnis,“ ucap Richa, yang tahu jurusan yang hendak ditujunya merupakan jalur utama menggapai cita-citanya menjadi pengusaha.

Karena tidak berjalan sesuai harapan, Richa pun memutuskan untuk bekerja ke negeri orang. Ia kan untuk bekerja ke negeri orang. Ia menilai dirinya belum memiliki keahlian untuk dikembangkan menjadi modal usaha.

Di usia 19 tahun, Richa bertolak ke Hong Kong dan bekerja sebagai tukang cuci di sebuah restoran. Pa dahal, kontraknya menyatakan ia seharusnya bekerja sebagai baby sitter.

“Saya pun sebenarnya enggak tahu, baru ketahuan kalau saya enggak bekerja sesuai kontrak ketika saat itu ditahan polisi,“ ucap Richa.

Tiga tahun bekerja di Hong Kong, Richa ditangkap polisi karena pelanggaran kontrak. Ia pun dipaksa pulang ke Indonesia dan mengakhiri petualangannya sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Meski begitu, Richa tidak pulang dengan tangan kosong. Ia membawa pulang uang tunai Rp150 juta yang digunakannya sebagai modal jualan buah, membeli sawah, dan motor. Namun, asa kembali menghampirinya, usaha berjualan buah yang dijalankan orangtuanya terpaksa gulung tikar. Utang keluarga bertumpuk dan terakhir ia harus menjual sawahnya.

“Pada saat itu saya tahu, akhirnya saya harus kembali menjadi TKI untuk membantu orangtua saya,“ ucap Richa, meskipun saat itu dirinya sudah menikah dan memiliki seorang putri berusia 2 tahun.Pelatihan wirausaha Richa pun kembali ke Hong Kong dengan penga laman berbeda. Bila dulu ia sulit mendapatkan laman berbeda. Bila dulu ia sulit mendapatkan jatah libur dan cuti, kali ini semua haknya ia dapatkan. Tercatat, selama 8 tahun bekerja, Richa sudah 4 kali pulang ke Indo nesia dengan alasan yang berbedabeda.

Ironisnya, 2 dari 4 alasan kembalinya Richa ke Tanah Air karena ditinggal orang terkasihnya, suami dan ayahnya. Kehilangan dua lelaki yang dicintainya itu menjadi titik terendah mentalnya.

Kembali ke Hong Kong setelah cuti dan berduka, Richa akhirnya mendapat sesuatu untuk diaplikasikan saat dia kembali ke Indonesia.Yakni modal menjadi seorang wirausahawan yang didapatkannya dalam sebuah seminar.

Saat akhirnya kembali ke Indonesia, Richa memiliki ide membuka rumah makan. Meski hanya menyasar kalangan pelajar kampus di Malang, tapi manajemennya berbeda. Di warung bernama Wabah (Warung Barokah), se tiap orang bisa memiliki kartu anggota guna menda patkan penawaran, baik diskon atau promo khusus.Sehingga, dijamin menghilangkan rasa monoton dari para pengunjung.

Selain rumah makan, bisnis Richa juga saat ini men cakup usaha bakso yang dinamakan bakso tersenyum, serta bubble drink bernama Rich Tea.
“Rich itu kan nama saya, pemberian ayah saya, yang artinya kaya,“ pungkas Richa sambil tersenyum.
(M-4) miweekend@mediaindonesia.com

MENCARI DANA UNTUK MENIKAH


Nur Cholis Bekerja sebagai TKI ia pilih untuk mengumpulkan modal untuk menikah. Pasalnya, lulusan pendidikan agama di sebuah universitas di Yogyakarta itu sulit mendapatkan pekerjaan. Padahal, ia didesak untuk segera menikahi sang kekasih yang kini menjadi istrinya, Siti Nur Qomariyah. Ia pun memutuskan untuk ke Arab Saudi untuk mencoba peruntungan mendapatkan modal menikah.

Malang bagi Nur, pekerjaan yang dijanjikan sebagai operator komputer hanya bualan belaka. Setibanya di Arab Saudi, ia harus bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel. “Pada waktu itu saya shocked, karena saat itu saya berangkat kerja menggunakan dasi,“ ucap Nur.

Hal itu tidak lantas membuat Nur patah semangat. Ia menjadikan tujuan utamanya sebagai pemecut semangatnya. Kerja keras Nur berbuah manis. Ia mendapatkan promosi berkali-kali hingga posisi terakhir yang ia tempati ialah manager marketing hotel.

Merasa sudah memiliki cukup modal, Nur kembali ke Indonesia dan menikahi Siti.Uniknya, setelah 1 tahun menikah, justru sang istri menjadi TKI ke Taiwan demi mengumpulkan modal usaha.

Sebenarnya Nur pun mengajukan diri untuk berangkat ke Taiwan. Apa daya, hanya sang istri yang diterima untuk bekerja di luar negeri. Di tengah rasa gatal harus tinggal di Indonesia, ia pun memutuskan untuk membuat usaha. Tidak disangka, usahanya berkembang pesat. Kini Nur dan Itong, panggilan akrab sang istri, berhasil memiliki sebuah toko tekstil yang tersebar di Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Tidak semata usaha, mereka pun membuat sekoalh taman kanak-kanak (TK) dan pesantren. Nur berharap para pelajar yang lulus pesantren nantinya bisa langsung bekerja. “Ke depannya saya ingin mengajarkan bagaimana membuat usaha bagi para lulusan pesantren saya,“ pungkas Nur. (Ric/M-4)

Thenk's share by :  miweekend@mediaindonesia.com

BERBAGI KASIH DARI JEPANG

MENDAPATKAN fasilitas dan pendidikan yang baik menjadi impian semua orang.Tidak terkecuali Megarini Puspasari yang beruntung mendapatkan beasiswa ke Jepang.Namun, ia memilih meninggalkan beasiswanya untuk membantu anak-anak kurang mampu yang terancam putus sekolah.

Bermula saat Mega pulang ke Tanah Air dan mendapatkan inisiatif dari obrolan bersama sang ibu mengenai anak di dekat tempat tinggalnya yang sulit untuk membayar SPP. Tergerak hatinya, Mega menawarkan membantu anak tersebut menggunakan dana pribadi yang didapatkannya dari menyisihkan uang sakunya selama di `Negeri Sakura'.
Tidak disangka perempuan berhijab itu ada banyak anak yang membutuhkan pertolongan serupa. Karena itu, Mega mengajak semua mahasiswa Indonesia yang berada satu kampus dengannya untuk melakukan hal yang sama.Respons positif pun didapatkan. Banyak rekan yang ikut ambil bagian dalam pola orangtua asuh tersebut.

“Bahkan teman-teman saya dari luar negeri pun ada yang ambil bagian,“ ucap Mega.

Mega pun memberi nama komunitasnya Hoshizora, dalam bahasa Jepang berarti `langit yang berbintang'. Sebuah kata yang mengandung filo sofi anak-anak Indonesia harus berani bermimpi dan mewujudkan impian mereka.

Gerakan Mega dalam Komunitas Hoshizora terus berlanjut hingga Mega memiliki pekerjaan di Jepang. Ia akhirnya melepaskan pekerjaannya demi mendirikan kantor pusat Hoshizora di Indonesia.

“Tapi alasan yang utama ialah karena pada saat itu saya sudah menikah dan suami saya berada di Indonesia,“ terang Mega.

Hoshizora merangkul para pelajar di tingkat SD, SMP, dan SMA. Guna memajukan generasi muda yang ingin melanjutkan ke bangku kuliah, sebuah bimbingan dan pengarahan bagi anak didik untuk mendapatkan beasiswa diberikan Mega dan 10 staf yang berada di Hoshizora.

“Selama ini kan beasiswa banyak, tapi pengetahuan mereka akan informasi tersebut sangat sedikit,“ pungkas Mega. (Ric/M-4)

Sumber : MI/15/02/2015/Halaman 16
533 orang dijangkau

DOKTER TELADAN YANG BETAH DI-PEDALAMAN


Bertugas di tempat terpencil tanpa fasilitas elektronik dan internet jauh dari bayangan Catrice Sheyang. Maklum, dokter muda itu sejak kecil tinggal di kota besar.

"Shock, pasti. Begitu lulus kuliah kedokteran, saya memang mendaftar dokter PTT di Bulungan. Sebab, ada saudara jauh di Tarakan. Tapi, saya pikir masih di perkotaan meski kota kecil," kata Catrice.

Karena itu, dia langsung shock saat kali pertama menginjakkan kaki di Desa Long Bang, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), pada 2010. Desa Long Bang berada di hulu Sungai Kayan. Untuk sampai di desa tersebut, perlu tiga jam perjalanan dari Tanjung Selor, ibu kota Kabupaten Bulungan, atau sekitar 4 jam dari Bandara Juwata, Tarakan.

Tiga atau empat jam perjalanan bisa jadi bukan persoalan di kota besar yang berjalan mulus. Masalahnya, perjalanan di Desa Long Bang dapat ditempuh lewat jalur sungai dengan perahu cepat dan perahu kecil milik warga.

"Waktu awal bertugas, rasanya memang berat. Sejak lahir hingga lulus kuliah, saya tinggal di Surabaya. Kini tiba-tiba saya harus hidup di desa terpencil. Handphone tidak bisa digunakan, laptop tidak berfungsi. Listrik di sana hanya hidup tiga jam sehari, mulai pukul 18.00 hingga pukul 21.00 Wita. Setelah itu, saya harus menggunakan lampu teplok atau lilin untuk penerangan," ujar gadis kelahiran Surabaya, 22 September 1984, tersebut.

Toh, Catrice berusaha menikmati hari-harinya dengan penuh kesabaran. Hingga akhirnya dia mulai dekat dengan warga di Long Bang dan beberapa desa di sekitarnya yang mayoritas dihuni Suku Dayak.

"Saya akhirnya betah juga. Bahkan, rasanya berat meninggalkan desa itu. Warga di sana sudah menganggap saya seperti keluarga," tutur alumnus Universitas Hang Tuah, Surabaya tersebut.

Satu hal yang membuat Catrice betah, dirinya menganggap bertugas di pedalaman merupakan hal yang wajar bagi seorang dokter. "Selain itu, saya hobi traveling. Jadi, saya anggap ini jalan-jalan lama yang dibayar," jelasnya.

Tentu, banyak suka duka yang Catrice alami selama bertugas di pedalaman Kalimantan. Salah satu yang tidak terlupakan, saat tengah malam, rumahnya diketuk warga yang meminta tolong karena ada pasien yang pingsan.

"Begitu dapat kabar, saya langsung menyiapkan peralatan. Tak tahunya, pasien itu berada di desa lain. Saya harus menggunakan perahu kecil untuk sampai ke sana. Jadi, saya balik ke rumah ambil perlengkapan tambahan," ungkap Catrice.

Selama bertugas di Long Bang, tidak jarang Catrice dibayar sayuran atau ayam. "Mirip di sinetron ya. Tapi, saya benar-benar mengalami. Ternyata memang ada yang begitu," terangnya.

Menurut dia, 80 persen warga Desa Long Bang dan sekitarnya merupakan warga kurang mampu dan peserta Jamkesmas. "Jangan kaget, untuk bayar biaya berobat yang hanya Rp 3 ribu, mereka kadang tidak bisa, apalagi kalau belum panen. Karena itu, saat panen, kadang saya dikasih beras atau ayam. Sebab, waktu berobat, mereka tidak bisa bayar," paparnya.

Medan yang berat juga harus diatasi Catrice dalam bertugas. Puskesmas tempatnya bertugas membawahi enam desa di Kecamatan Peso. Hampir semua desa itu hanya bisa dilalui dengan perahu kecil atau ketinting. Tidak jarang, sungai yang dilaluinya berarus deras, bahkan ada jeram.

"Pernah saya mendapat laporan bahwa ada pasien persalinan di salah satu desa. Untuk ke sana, kami harus menyusuri sungai dengan ketinting selama tiga jam. Di kanan-kiri sungai itu terdapat hutan lebat. Perjalanan juga tidak muslus. Kadang saya harus turun dan berjalan di air karena perahu kandas. Saya harus membantu mendorong perahu," tuturnya.

Ditanya keinginan berpindah tempat tugas, Catrice menyatakan tidak berniat mengajukan pindah ke kota. "Saya merasa sudah nyaman. Memang, tidak munafik ya, kalau dipindahkan ke kota, saya mau. Tapi, untuk meminta pindah, tidak ada dalam benak saya," ujarnya.

Tentu, Catrice ingin melanjutkan kuliah untuk mengambil spesialisasi. Namun, dia terasa berat meninggalkan tempat bertugas sekarang. "Kalau diberi kesempatan ambil spesialis, saya masih ingin kembali ke Bulungan," kata dokter yang bercita-cita menjadi ahli bedah tersebut.

Karena kemampuannya bertahan, apalagi dianggap berhasil membina warga, Catrice mendapat penghargaan dari Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) di JI Expo Kemayoran Jumat (15/11). Dia dinilai berhasil membina warga daerah terpencil untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Di sana kami bantu satu desa untuk menjadi percontohan Desa Sehat. Kami bersyukur desa itu menjadi juara di tingkat kabupaten dan provinsi," lanjutnya. 

Sumber: JPNN

LABIRIN TAK BERTEPI


Perjalanan hidup manusia  bagaikan bentangan langit.  Kadang tampak indah membiru tersaput putihnya awan,  Namun langit bisa menjadi begitu menakutkan tatkala gumpalan awan hitam memberatinya, terlebih bila percik kilat menghantarkan bahana petir yang menggelegar.

 Langit hidup Rendra pun tak selalu membiru.  Sewaktu berhasil lulus tes CPNS Guru SD, hari Rendra terasa cerah.  Namun awan mendung sejurus kemudian menggelayuti langit Rendra, saat ia menerima SK penempatan mengajar di sebuah desa terpencil.

Tempat tugas pertama Rendra berlokasi di lembah subur berpagar bebukitan. Ketiadaan BTS menyebabkan  sinyal telepon genggam hilang timbul bagai pesut berenang. Anehnya, remaja di sana banyak yang memiliki telepon genggam, Rupanya telepon genggam jadi aksesoris semata. 

Listrik baru masuk desa beberapa tahun yang lalu. Jangan berharap ada mall di sana.  Pasar tradisional pun hanya ada di kota kecamatan.  Untuk menuju pasar tradisional itu,  penduduk desa menumpang mobil bak terbuka yang biasa mengangkut hasil bumi ke pasar induk di Kota Bogor.  Kalau kurang beruntung, mereka terpaksa berbagi angkutan dengan kambing dan ayam yang buang kotoran sembarangan. Demikianlah tantangan karier baru Rendra.  Sungguh, ini bukanlah karier impian lulusan terbaik Fakultas Ilmu Pendidikan yang seumur hidupnya tinggal di kota.

Rendra merayu ibunya agar sudi menggelontorkan dana demi penempatan di SD yang lebih dekat dengan rumah mereka. Tapi, ibu menolak tegas keinginannya.

“Itu namanya KKN, Rendra.  Mama tidak mau kamu terlibat KKN.  Sudah, terima saja takdirmu bertugas di tempat terpencil!  Pasti ada hikmahnya. Mama tidak takut sendirian di rumah selama kamu bertugas.  Ada Allah, sebaik-baiknya penjaga,” nasehat ibunya.

Rendra pasrah. Dengan perasaan nelangsa, Rendra memulai perjalanan pertama menuju tempat tugas.  Akhirnya, Rendra tiba di sana dengan menjinjing tas laptop dan koper berisi pakaian.  Pak Kepala Desa bersedia menampung Rendra di rumahnya.  Biaya kost berikut makan dua kali sehari terbilang murah, Rp. 300.000,00 perbulan.  Isteri Kepala Desa sangat baik terhadap Rendra. Beliau menganggap Rendra sebagai pengganti anaknya yang sudah 5 tahun bekerja di Malaysia.

Ternyata ibunda Rendra benar.  Penempatan di desa terpencil ini menuai hikmah.  Rendra berjumpa gadis memesona.  Namanya Yuliana, atau  Ibu Ana sapaan akrabnya.  Dialah gadis paling berbahagia yang pernah Rendra kenal.  Bibirnya nan tersaput lipstik warna salem, selalu menyunggingkan senyum.  Tawa renyahnya memeriahkan ruang guru yang  bobrok.  

Rendra langsung jatuh hati pada gadis periang itu. Tapi, perasaan cinta Rendra bagaikan bara terkena hujan.  “Jangan coba-coba dekati Ibu Ana deh!  Setahun  lalu, guru muda sepantaran anda jatuh hati padanya.  Dia menyatakan perasaannya pada Ibu Ana.  Tahu apa jawaban Ibu Ana? ‘Maaf Pak, saya belum berniat ke arah sana, silakan cari wanita lain yang lebih baik daripada saya’.  Ahirnya Guru muda itu patah hati dan pindah dari Sekolah ini.  Nah, Pak Rendra, saya tidak mau kehilangan guru lagi.  Jadi, saya tegaskan kembali, Janga coba-coba dekatin Ibu Ana!” saran Pak Gandi, kepala sekolah mereka.

Pria tampan itu akhirnya memutuskan untuk menjadi rekan kerja yang baik bagi Ibu Ana.  Rendra meminjamkannya laptop dan infocus  untuk memutar film edukasi di kelasnya.  Bersama mereka rumuskan mata ajaran tematik.  Mereka padukan berbagai pelajaran yang bertema sama dengan memperbanyak praktek dan pengamatan di luar kelas. Tujuannya agar para murid memahami pelajaran, bukan sekedar menghapalkannya. Sungguh, cinta mampu meningkatkan kreativitas. Hal yang mereka lakukan itu melampaui kebijakan pemerintah yang baru menerapkan sistem tematik beberapa tahun kemudian.

Peristiwa yang terjadi saat  Rendra telah mengajar selama enam bulan di sekolah itu, mempererat persahabatan mereka.  Ana yang mengajar di kelas 6, memiliki murid jelita bernama Arum. Tubuh Arum terbilang bongsor untuk anak usia 12 tahun.  Hal ini menarik perhatian seorang bandot tua, pemilik puluhan hektar lahan yang ditanami kelapa sawit dan buah-buahan.  

Suatu hari, bandot tua ini melamar Arum untuk dijadikan isteri keempatnya.  Bila Arum mau menikah dengannya, ia akan mengongkosi orang tua Arum ke tanah suci.  Tentu saja lamaran ini disambut hangat orangtua Arum yang berprofesi sebagai buruh tani.  Di desa itu, gelar haji adalah suatu kebanggaan.

Orang tua Arum memaksa anaknya berhenti sekolah.  Sebagai aksi protes, Arum kabur ke pondokan Ana.  Bapak Arum yang kalap memburu anaknya ke pondokan Ana. Kebetulan saat itu Rendra sedang berkunjung ke sana.

Tangkurak sia, mana anak aing?” (mana anak saya) hardik bapak yang kalap itu sambil mengacungkan goloknya ke wajah Ana.  Guru muda itu gemetar ketakutan. 
“Pak, jangan bicara begitu dengan wanita, Bu Ana tidak salah!” tegur Rendra, sopan.

Saha maneh? ulah ikut campur!” (siapa kamu..! jangan ikut campur) tegas Bapak Arum sambil mengarahkan goloknya ke wajah Rendra.  

Bapak itu salah sasaran.  Dalam sekejap, goloknya telah berpindah ke tangan Rendra, sementara bapak itu tergolek kaku di teras pondokan. Rendra telah menotok saraf pusatnya hingga ia tak bisa bergerak. Ternyata ilmu silat cimande yang Rendra dalami sejak kanak-kanak berguna di desa terpencil ini.  “Ampun...ampun...Pak...! ” rintih Bapaknya Arum.

“Saya bisa bikin Bapak lebih sakit lagi kalau Bapak paksa Arum menikah dini.  Arum anak pintar.  Biarkan dia menggapai cita-citanya menjadi guru!”

 “Ampun Pak, saya janji "moal maksakeun Arum nikah jeung Kang Haji" (tidak akan memaksa arum nikah dengan Kang Haji) tapi tolong bebaskan saya!”

Akhirnya, Arum urung menikah dan mempertahankan prestasinya sebagai juara kelas.  Ana sangat berterima kasih kepada Rendra.  Hubungan mereka kian akrab.  Di luar jam mengajar, mereka sering melewatkan waktu bersama. Rekan-rekan guru mulai menggosipkan mereka.

“Selamat, Anda berhasil menaklukan hati Ibu Ana,” goda Pak Gandi sambil tertawa jahil kepada Rendra. “Ayo, jangan buang waktu! Segera lamar bu Ana!” Rendra menyetujui ide Pak Gandi. Mereka merancang acara lamaran nan romantis. Rendra berharap Ana akan menangis terharu kala menerima lamaran itu, Ternyata salah...!

*********membaca surat Ana membuat haru biru************

Ibu Ana telah mengetahui rencana lamaran Rendra dan dia tidak menginginkan hal itu terjadi walau sesungguhnya Ibu Ana jatuh cinta, tapi ada rahasia masa lalu yang disimpan rapat-rapat, Aku tidak ingin mengecewakan Rendra, Aku harus menjauhi Rendra, kata Ana..! sembari membereskan semua perlengkapannya dan segera minggat dari pemondokannya dengan meninggal sepucuk surat bersampul biru..!

Assalamualaikum wr.wb.

Teruntuk pemuda tampan yang aku kagumi setelah kanjeng Rasul. Bang Rendra, ijinkan aku memanggilmu demikian.  Aku  terpikat pada ketulusan hatimu sewaktu berhasil membebaskan Arum dari jerat pernikahan dini. Kamu tahu, pengalaman Arum mirip dengan pengalamanku sendiri.  Dulu, aku adalah warga desa terpencil nun jauh di pedalaman Pulau Sumatera. Orang tua memaksaku menikah saat baru lulus SD. Suamiku adalah lintah darat berwatak serigala. Dia tega menjualku pada sahabatnya sendiri.  Maka, aku putuskan kabur ke Jakarta dengan menumpang truk kelapa sawit. Di Jakarta, aku menjual diri untuk menafkahi hidupku, juga melanjutkan pendidikan. Karena aku tak punya keterampilan lain untuk bertahan hidup. Akhirnya, aku berhasil menjadi Sarjana Pendidikan dan lulus tes CPNS dua tahun lalu. Mengapa aku meminta ditempatkan di desa terpencil ini? Karena aku mau melepaskan diri dari  jerat masa laluku nan nista.

Dari petugas kebersihan, aku tahu kamu akan melamarku. Seandainya aku dulu mencari nafkah secara halal, tentunya aku berbunga hati dan menangis terharu saat menerima lamaranmu Tapi, dosa masa silam menyurutkan hasratku menjadi pendamping hidupmu. aku tak ingin mengecewakanmu.
Bang Rendra, kamu adalah sosok suami ideal bagi setiap wanita. Sayangnya, aku bukan wanita yang pantas untukmu. Karena itu, relakan kepergianku.  Aku bertekad merintis hidup baruku di pedalaman kalimantan. Jangan mencariku, karena aku pun masih mencari hakikat keberadaanku di bumi ini


Wassalamualaikum wr.wb.
Yuliana binti Nasrul, pengagum setiamu.

Kini, Rendra tengah dirajam perihnya kehilangan.  Kemelut hidupnya bagai labirin tak bertepi.  
Rendra percaya, bila Tuhan menakdirkan Ana sebagai jodohnya, mereka akan dipertemukan dengan cara yang ajaib.  Namun, bila Yuliana bukan jodohnya, Rendra bermohon pada Tuhan untuk melumpuhkan ingatannya akan sosok manis Yuliana.

Sumber : ibufabina.blogspotcom

TAK ADA MANUSIA YANG TAK LUPUT DARI KESILAPAN


Setiap kita mempunyai kesalahan dan kekurangan. Manusia tidak bisa lari dengan menutup diri terhadap kekurangannya. Yang harus dilakukan adalah introspeksi dan menghisab diri sendiri untuk sebuah perbaikan.

Umar bin Khaththab rahdiyallahu ‘anhu pernah berpesan, “Hisablah dirimu sebelum diri kamu sendiri dihisab, dan timbanglah amal perbuatanmu sebelum perbuatanmu ditimbang.”

Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang untuk introspeksi diri dan memperbaiki berbagai kekurangannya:
  1. Mengakui kekurangan dirinya. Ibnu Hazm berkata, “Seandainya orang yang kurang itu mengetahui kekurangan dirinya, niscaya ia menjadi sempurna.” Beliau melanjutkan, “Manusia itu tidak luput dari kekurangan, dan orang yang berbahagia adalah orang yang sedikit aibnya.” (Al Akhlaq wa As Siyar)
  2. Menyadari kekurangan yang ada pada dirinya sebagai kekurangan. Ada beberapa orang yang mengetahui suatu kekurangan ada pada dirinya tapi dia tidak menganggap hal itu sebagai sebuah kekurangan. Pengetahuan terhadap kekurangan dirinya nyaris tidak mendatangkan manfaat apa-apa untuk perbaikan. Hal ini bisa disebabkan karena dia memandang dirinya dengan kacamata dirinya sendiri dan tidak memperhatikan kacamata orang lain dalam menilai dirinya. Disinilah perlunya kita membuka diri sendiri terhadap pandangan dan penilaian dari orang lain, terutama orang yang alim.
  3. Kita harus mengetahui dan mencari kekurangan diri kita. Sebab mengetahui penyakit itu dapat menolong seseorang untuk menentukan obatnya. Ibnu Al Muqaffa’ mengatakan, “Salah satu aib manusia terbesar ialah ia tidak mengetahui kekurangan dirinya. Karena orang yang tidak mengetahui aib dirinya, maka ia pun tidak mengetahui kebaikan orang selainnya. Barangsiapa yang tidak mengetahui aib dirinya dan kebaikan orang lain, maka ia tidak bisa menghilangkan aib yang dia sendiri tidak mengetahuinya dan tidak akan mendapatkan kebaikan-kebaikan orang lain yang tidak pernah ia lihat selamanya.” (Al Adab Ash Shaghir wa Al Adab Al Kabir). Mahmud Al Waraq mengatakan “Manusia yang paling sempurna ialah yang paling tahu kekurangan dirinya dan yang paling dapat mengalahkan syahwat dan keinginannya” (Aqwal Ma’tsurah wa Kalimat Jamilah, Dr Muhammad Ash Shabbagh)
  4. Tidak memandang orang lain dengan pandangan yang remeh sehingga dia bisa melihat kebaikan yang ada pada orang lain dan mendapat manfaat darinya.
  5. Tidak memandang diri sendiri dengan penuh kekaguman dan merasa dirinya yang paling baik. Rasa ujub ini seringkali disisipkan iblis ke dalam hati kita tanpa kita sadari sehingga akhirnya kita larut dan terbawa. Selain merupakan dosa, rasa ujub menghalangi seseorang untuk mencari kekurangan yang ada pada dirinya sendiri sehingga dia terhalang dari perbaikan dan terus berkubang pada kekurangan. Ibnu Hazm mengatakan, “Ketahuilah dengan penuh keyakinan bahwa manusia itu tidak bisa luput dari kekurangan, kecuali para nabi. Barangsiapa yang tidak mengetahui berbagai kekurangan dirinya, maka ia akan menjadi orang yang hina, lemah akal, dan sedikit pemahamannya, yang mana ia merasa bukan sebagai orang yang hina dan tidak merasa bahwa tempat berpijaknya adalah kehinaan. Karena itu, ia tidak sudi mencari kekurangan dirinya dan tidak sudi menyibukkan diri dengan hal itu bahkan dia merasa kagum dengan dirinya sendiri dan sibuk dengan aib orang lain yang tidak membahayakan dirinya baik di dunia maupun di akhirat.” (Al Akhlaq wa As Siyar)
  6. Senantiasa berusaha menghilangkan kekurangan-kekurangan itu. Tidak cukup sekedar mengetahui kekurangan-kekurangan diri, tetapi harus pula berusaha menghilangkannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya),Beruntunglah orang yang membersihkan diri.” (Qs. Al A’la: 14). 
    Sungguh beruntung orang yang membersihkan dirinya.” (Qs. Asy Syams:9).
    Ibnu Hazm berkata, “Orang yang berakal adalah orang yang dapat menentukan aib dirinya, lalu mengalahkannya dan berusaha menundukkannya. Sedangkan orang yang dungu adalah orang yang tidak mengetahui aib dirinya, baik karena kurang pengetahuan dan akalnya serta lemah pikirannya maupun karena ia menilai bahwa aibnya tersebut adalah perangainya. Dan ini adalah aib terbesar di muka bumi ini.” (Al Akhlaq wa As Siyar)
  7. Berjanji kepada diri sendiri untuk menjadi baik terhadap dirinnya. Ibnu Muqaffa’ mengatakan, “Hendaklah kamu berjanji terhadap dirimu sendiri untuk menjadi baik, sehingga dengan hal itu ia akan menjadi ahli kebajikan. Sebab jika anda melakukan demikian, maka kebajikan akan datang mencarimu sebagaimana air mengalir mencari tempat yang curam.” (Al Adab Ash Shaghir wa Al Adab Al Kabir). Ibnu Hazm berkata, “Mengabaikan sesaat dapat merusak setahun” (Al Akhlaq wa As Siyar).
  8. Kita tidak boleh menjadikan keburukan kemarin sebagai pembenaran untuk mengerjakan keburukan hari ini dan tidak pula menjadikan keburukan seseorang sebagai pembenaran untuk kita berbuat keburukan. Ibnu Hazm mengatakan, “Saya tidak melihat iblis lebih bodoh, lebih buruk dan lebih dungu daripada dua kalimat yang dilontarkan oleh propagandisnya: Pertama, alasan orang yang berbuat keburukan bahwa si fulan juga telah mengerjakan keburukan itu sebelumnya;kedua, seseorang menganggap remeh keburukannya hari ini karena ia telah berbuat keburukan itu kemarin, atau ia melakukan keburukan dalam suatu hal karena ia telah berbuat keburukan dalam hal lainnya. Akhirnya kedua kalimat tersebut menjadi alasan yang memudahkan untuk berbuat keburukan dan mengkategorikan keburukan tersebut dalam batas yang diakui, dianggap baik, dan tidak diingkari.” (Al Akhlaq wa As Siyar)
  9. Menelaah sesuatu yang bermanfaat yang dapat membantu perbaikan diri terutama ilmu syar’i. Dengan ilmu syar’ilah seseorang dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan ilmu syar’i dia memiliki parameter yang tepat untuk menimbang segala sesuatu. Ini adalah poin yang sangat penting.
Maraji':
  • Ma’al Mu’allimin, Muhammad bin Ibrahim Al Hamd, terj. Bersama Para Pendidik Muslim.
  • Al Ilmam fii Asbaabi Dha’fi Al Iltizaam, Husain Muhammad Syamir, terj. 31 Sebab Lemahnya Iman.
***
Artikel muslimah.or.id

JAGALAH KEHORMATANMU


Menjadi laki-laki atau perempuan memang bukan pilihan kita. Tetapi menjadi laki-laki yang baik atau buruk adalah sebuah pilihan dalam genggaman kita. Terlebih-lebih bagi perempuan, mau menjadi wanita shalihat atau ahli maksiat?

Dalam setiap tayangan TiVi, dapat dipastikan bahwa wanita senantiasa menghiasi semua program. Iklan-iklanpun bertaburan bintang-bintang wanita sekalipun barang yang dijual tidak ada hubungan sama sekali dengan wanita. Wanita sudah menjadi bagian penting dalam promosi, bahkan komoditi itu sendiri.

Tak jarang, wanita-wanita seperti ini menjadikan profesi bintang publikasi sebagai cita-cita dan tujuan hidupnya karena dengannya popularitas dapat diraih dan duitpun menumpuk di kantong. Untuk mencapai tujuannya ini tak jarang mereka menggunakan segala cara. Tubuh yang Allah anugerahkan untuk dijaga kehormatan dan ditutupi auratnya justru dieksploitasi habis-habisan. Tak sedikit yang kemudian menggadaikannya…

Duhai diri, apa yang akan kau sampaikan di hadapan Rabbmu di hari pengadilan nanti?

Ketika lidah dikunci dan setiap helai rambut menjadi saksi? Tatkala lisan tak berfungsi dan setiap degup hati dimintai pertanggungjawaban?

Itulah sebabnya menjadi wanita shalihat adalah sebuah keharusan. Karena wanita shalihat akan menjadi ibu shalihat dan ibu shalihat saja yang akan melahirkan generasi shalih dan shalihat. Dan hanya generasi shalih-shalihat yang mampu menjadikan dunia seisinya aman dan sentausa dalam ridla Allah SWT.

Oleh karena itu saudariku, tutuplah auratmu agar tak ada mata yang menjadi liar karenanya. Tutuplah dengan sempurna agar tak ada celah bagi setan untuk membeliakkan mata saudara-saudara kita. Lindungi aurat kita dengan santun dan mulia. Bukan ditutup tapi ditonjolkan. Bukan ditutup tapi diketatkan. Bukan ditutup tapi dibelah setinggi-tingginya.

Duhai diri, tak cukup hanya menjilbabi fisikmu. Wajah cantik muslimah pun menggugah selera. Teduhkan wajahmu dengan malu kepada Allah SWT agar setiap senyummu menjadi sedekah, bukan penghias mimpi para jejaka. Jadikan lantunan suaramu sebagai tadzkirah bukan penghias telinga yang membuai para pendengarmu. Setiap sepak terjangmu jadikan jihad di jalanNYA agar barakah setiap amalmu. Siapapun kelak yang menjadi suamimu adalah mukmin shalih yang engkau percayakan sepenuhnya di tangan Rabbmu..

Jagalah kehormatanmu dan bersiaplah menyongsong dunia yang penuh persaingan!

Berjilbab bukanlah halangan untuk maju! Aisyah ra adalah contoh nyata bahwa hijab tidak menghalangi beliau sebagai guru para sahabat radliyyallaahu anhum. Ketinggian ilmu Bunda Aisyah tidak ada tandingannya. Shahabiyah yang lainpun menorehkan tinta emas dalam sejarah panjang kegemilangan Islam. Semuanya dilakukan dengan elegan, bermartabat dan berkualitas. Bukan dengan cara pintas yang menggadaikan harkat dan jati diri.

Wahai Ukhti shalihat, melesatlah ke depan memimpin kaum wanita karena di tanganmulah nasib bangsa ini ditentukan melalui generasi yang akan engkau lahirkan. Yakinlah bahwa setiap insan yang terlahir dari rahimmu adalah khalifah yang dinanti oleh dunia yang tengah sekarat ini….

Thenk's share posting : rahasianyacom