Setiap petani harus cerdas, agar dapat memperoleh hasil yang melimpah dengan modal yang kecil. Tidak sedikit petani yang gagal dalam bercocok tanam. Agar hal ini tidak terjadi, inilah tips untuk menjadi petani yang cerdas :
1. Membeli Obat (Pestisida) Bukan Karena MERK, Tapi Fungsi dan Kandungan Bahan Aktif.
Ratusan merk dagang obat (Pestisida) yang beredar di Indonesia. Kita akan bingung memilih jika hanya mengacu pada merk. Biasanya yang membedakan merk obat dengan obat yang lain hanya ZAT PEMBAWA. Apapun merknya, jika kandungan BAHAN AKTIF sama, pasti memiliki fungsi dan sifat yang sama. Semisal bahan aktiv MANKOZEB, berarti fungisida KONTAK untuk mengendalikan jamur secara langsung ketika adanya serangan jamur/fungi pada tanaman. Difenoconazol dan Tebuconazol, berarti fungisida SISTEMIK untuk mengendalikan jamur dengan cara diserap jaringan tanaman dan mencegah tanaman terlebih dahulu sebelum terserang oleh jamur . ABAMECTIN adalah INSEKTISIDA kontak kuat untuk mengendalikan hama TRIP, LIRIOMYZA (Grandong) dan lain sebagainya.
2. Mengenal Sifat Daya Kerja Obat
Berdasarkan cara kerjanya, obat atau pestisida dikelompokan antara lain RACUN KONTAK, RACUN SISTEMIK, RACUN TRANSLAMINAR dan lain sebagainya. Akan tetapi yang sering kita temui racun kontak dan racun sistemik. Jika obat tersebut racun kontak, maka prinsip kerjanya melindungi dari permukaan atau hama akan mati jika kena obat tersebut (Biasanya dalam cuaca normal memiliki daya kerja 4 hari). Sedangkan racun sistemik masuk kedalam jaringan lewat kutikula maupun stomata (Biasanya dalam cuaca normal memiliki daya kerja 7-10 hari).
3. Menerapkan 5 Kaidah PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yaitu :
- Tepat sasaran : Tepat dalam "mendiaknosa" penyakit yang menyerang semisal Bercak Daun apa Busuk Daun.
- Tepat jenis : Jika kita yakin penyakit yang menyerang busuk daun, maka racun kontak yang digunakan berbahan aktiv klorotalonil atau propineb dan racun sistemiknya berbahan aktiv tebuconazol
- Tepat waktu : Waktu penyemprotan: Pagi: jam 6-10 Sore: Jam 3-6. Racun kontak dapat juga semprotkan pada malam hari, sedangkan racun sistemik TIDAK DAPAT disemprotkan pada malam hari (stomata dan kutikula akan menutup pada saat malam hari jadi tidak efektif untuk meresap obat yang bersifat sistemik). Hal ini bertujuan agar afikasi kerja obat dabat berfungsi secara maksimal.
- Tepat dosis/konsentrasi : Ikuti petunjuk dan aturan dosis. Biasanya dosis umum yang sering digunakan adalah 1 ml per 1 liter air. Atau 15-17 ml per tangki semprot 17 liter.
- Tepat cara penggunaan : Obat yang bersifat alkalis tidak dapat dicampur dengan obat yang lain dalam penyemprotan. Jangan menyemprot berlawanan arah angin, karena dengan angin yang berlawanan, semprotan yang dihasilkan oleh sprayer bisa mengenai tubuh petani yang menyemprot. Saat kita bertujuan mengendalikan penyakit karena fungi, sementara hentikan penggunaan pupuk yang mengandung NITROGEN tinggi atau bahan yang mengandung protein tinggi (C, H, O, N).
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, tetap semangat!
Sumber : http://agri-man.blogspot.com