A. Kelayakan
Judul Penelitian
Judul dapat
ditetapkan sebelum segala sesuatu dipersoalkan. Tetapi umumnya judul ini baru
ditetapkan setelah peneliti mengetahui seluk beluk persoalannya sesudah
mengadakan orientasi baik secara literar maupun secara empirik (Margono, 2003:
59). Pemilihan judul akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari
sebuah penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca judul akan dianggap
mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan
gambaran mutu tulisan yang akan digarap. Akan tetapi terlepas dari mana judul
itu dimulai, yang sangat penting adalah sebagai berikut:
- Bahwa judul harus sesuai dengan keseluruhan isi dari kegiatan penelitian yang dilakukan.
- Judul penelitian hendaknya ditulis dalam bentuk kalimat yang efektif, ringkas, padat, berisi masalah, menarik, serta jelas maksudnya. Hendaknya dihindarkan penggunaan kata-kata yang kabur, bertele-tele, tidak runtut, lebih dari satu kalimat, judul yang terlalu ringkas dan terlalu panjang
- Judul penelitian diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelasindependent variable dan dependent variable-nya Disamping variabel yang biasanya ada dalam judul penelitian adalah subjek, lokasi dan tahun penelitian.
- Judul yang dipilih hendaknya memiliki signifikansi sebagai karya ilmiah, baik dilihat dari segi kebutuhan akademis (menjanjikan temuan teoritis) maupun dari segi praktis (sebagai problem solving). Jangan sampai sebuah penelitian kurang memberikan janji atas kontribusi baik dalam wacana pemikiran ataupun deskripsi empiris yang membutuhkan verifikasi kajian sejarah misalnya. Judul penelitian “Haji Indonesia Suatu Kajian
Sejarah Tentang Perjalanan dan Pengaruhnya pada Abad
Pertengahan Pertama Abad XX”, misalnya meskipun kajian seperti ini masih juga
ada gunanya tetapi bobot kebutuhan informasi yang dijanjikan kurang memuat tema
yang menantang atau urgen. Dengan kata lain, judul harus singkat, memikat,
informatif, menjanjikan tema-tema aktual dalam bidangnya, dan disampaikan dalam
bahasa yang jernih.
Judul
penelitian merupakan gambaran dari “conceptual frame work” suatu penelitian
bisa juga dikatakan bahwa judul merupakan kompas dalam penyusunan tulisan, dan
judul penelitian merupakan satu kalimat pernyataan (statement), yang
menggambarkan fenomena (kejadian) yang dipikirkan (dipermasalahkan), maksud,
tujuan, metode penelitian dan situasi kondisi dimana masalah itu terjadi.
B. Kajian
Pustaka
1. Pengertian
Setelah
masalah dirumuskan, maka selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi
penelitian yang akan dilakukan. Landasan itu perlu ditegakkan agar penelitian
itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan
tersebut maka harus melakukan penelaahan kepustakaan. Pengertian kajian pustaka
secara umum adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang terkait dengan suatu
topik atau temuan dalam penelitian (Setyosari, 2010: 72).
Dengan
demikian sebuah kajian pustaka merupakan uraian atau deskripsi tentang literatur
yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia memberikan tinjauan mengenai
apa yang telah dibahas atau dibicarakan oleh peneliti atau penulis, teori-teori
dan hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau
ditanyakan, metodologi yang sesuai.
Secara garis
besar dalam kajian pustaka sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1)
sumber acuan umum dan 2) sumber acuan khusus (Lufri, 2007: 47). Teori-teori dan
konsep-konsep yang melandasi kajian pustaka ini pada umumnya dapat ditemukan
dalam sumber acuan umum. Sumber acuan umum ini berupa kepustakaan yang berwujud
buku teks, ensiklopedia dan sejenisnya. Di samping itu, peneliti dapat
menggunakan generalisasi-generalisasi yang didapatkan dari hasil penelitian
terdahulu. Hasil-hasil penelitian itu pada umumnya ditemukan dalam sumber acuan
khusus, misalnya: skripsi, tesis, disertasi, jurnal, buletin penelitian.
Penggunaa sumber acuan atau summber pustaka itu harus berssifat selektif,
artinya tidak semua bahan pustaka itu ditelaah untuk menjadi landasan dalam
penelitian.
2. Tujuan
Kajian Pustaka
Melakukan
kajian pustaka merupakan salah satu cara atau saranauntuk menunjukkan
pengetahuan penulis tentang suautu bidang kajian tertentu, yang mencakup
kosakata, metode, dan asal usulnya. Di samping itu, sebuah kajian pustaka
memberikan informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti
yang mempunyai pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang
pembelajaran, evaluasi, teknologi pembelajaran, sains dan seterusnya.
Dalam
kaitannya dengan kajian pustaka Hart memberikan pandangan lebih jauh tentang
alasan-alasan perlunya melakukan kajian pustaka, yaitu sebagai berikut:
- Membedakan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan
- Menemukan variabel-variabel penting yang relevan dengan masalah
- Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktek
- Menyintesis dan memperoleh suatu perspektif baru
- Menentukan onteks topik atau permasalahan
- Merasionalisasikan pentingnya masalah
- Memahami struktur isi
- Mengaitkan ide dan teori dengan penerapan
3. Kriteria
Pemilihan Kajian Pustaka
Untuk
menilai sumber-sumber pustaka yang akan dipakai sebagai acuan dalam tinjauan
kepustakaan, peneliti dapat menggunakan suatu kriteria.kriteria untuk menilai
penggunaan dan kehadiran kajian pustaka menurut Tuckman (1988) tersebut
mencakup sebagai berikut:
Ketepatan
Sumber
pustaka yang menjadi pijakan pembahasan yang dipilih harus memiliki kriteria
ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan derajat kesesuaian
antara masalah dengan sumber pendukungnya, atau variabel penelitian yang sedang
dikaji sesuai betul dengan referensi yang menjadi rujukan.
Kejelasan
Hal
kejelasan ini sangat terkait dengan apakah si peneliti dapat memahami betul
hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti memahami masalah atau
variabel penelitian.
Empiris Atau
Alamiah
Berkenaan
dengan kriteria empiris ini sangat terkait dengan temuan aktual (temuan
lapangan) yang didapatkan bukan pendapat semata. Dukungan empiris yang berasal
dari lapangan secara reliabel dan shahih dapat meningkatkan keakuratan kajian.
Kemutakhiran
Kemutakhiran
ini terkait dengan penutipan dari sumber-sumber yang terbaru, up to date.
sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasil-hasil penelitian terkini
pula.
Relevansi
Relevansi
ini terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan dengan variabel-variabel
dan hipotesis-hipotesis yang jadi perhatian peneliti.
Organisasi
Kriteria
penilaian yang terkait dengan organisasi ini adalah berkenaan dengan keberadaan
kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik yang mencakup
pendahuluan, bagian dan ringkasan. Penataan atau penyusunan tata tulis
dilakukan secara sistematis sehingga terjadi hubungan logis.
Meyakinkan
Perihal ini
berkenaan dengan apakah kajian pustaka itu membantu peneliti atau penulis
memahami benar masalahnya sehingga mampu menyakinkan orang lain.
4. Klasifikasi
Kajian Pustaka
Berkenaan
dengan kriteria pemilihan sumber pustaka, Cooper (1998) mengajukan 6 kriteria
penilaian kajian literatur dalam suatu taksonomi sebagaimana yang tertera pada
tabel berikut:
Karakteristik
|
Kategori
|
Fokus (focus)
|
Hasil
Penelitian (research outcomes)
Metode
Penelitian (research methods)
Teori (theories)
Praktik
atau pelaksanaan (practies or applications)
|
Tujuan (Goals)
|
Integrasi:
Generalisasi
(generalization)
Penyelesaian
Konflik ( conflict resolution)
Kritik (critism)
Identifikasi
Isu-Isu Sentral (Identification of central issues)
|
Perspectif
(perspective)
|
Representasi
(neutral representation)
Dukungan (espousal
of position)
|
Cakupan (Coverage)
|
Kelengkapan
atau kedalaman (exhaustive)
Kelengkapan
selektif (exhaustive with selective citation)
Representasi
(representative)
Pusat
perhatian (central of pivotal)
|
Organisasi
(organization)
|
Bersifat
historis (historical)
Bersifat
kenseptual (conceptual)
Berkenaan
dengan metodologi (methodological)
|
Audiensi (Audience)
|
Pakar
dalam bidang khusus (specialized scholars)
Pakar
dalam bidang umum (general scholars)
Praktisi
datu pembuat kebijakan (practitioners or policymakers)
Mayarakat
umum (general public)
|
Fokus
Berkenaan
dengan fokus ini ada 4 hal penting yaitu: 1). Hasil penelitian, yang
berorientasi pada hasil yang membantu dalam mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan informasi pada hasil tertentu. 2). Metode penelitian, hal ini
bermaksud untuk mengidentifikasi variabel utama atau kunci, pengukuran dan
metode analisis, dan menginformasikan hasil-hasil penelitian. 3). Teori, yang
menentukan teori-teori mana yang ada, yang berhubungan dengan pustaka yang ada,
dan seberapa besar sumbangan teori yang ada pada penelitian.
4). Yang berkaitan
dengan praktek atau aplikasi
Tujuan
Tujuan dari
berbagai macam kajian literatur adalah ingin mengintegrasikan dan
menggeneralisasikan temuan-temuan yang ada. Dalam penelitian lain kajian
mungkin bertujuan untuk menganalisis secara kritis penelitian sebelumnya,
mengidentifikasi isu-isu sentral, atau secara eksplisit menjelaskan keselarasan
argumen dalam suatu bidang kajian tertentu.
Perspektif
Dalam
penelitian kualitatif, kajian yang dilakukan oleh peneliti sering kali dipakai
untuk mengungkapkan subjektivitas yang dimiliki oleh peneliti dan mendiskusikan
seberapa jauh subjektivitas mempengaruhi kajian atau penelitian.
Cakupan Isi
Berkenaan
dengan cakupan isi, Cooper mengajukan 4 hal yaitu: 1). Kajian menyeluruh atau
lengkap, artinya kajian yang memberikan tempat pada satu topik tertentu. 2). Kajian
secara lengkap dan selektif. 3). Cakupan isi mempertimbangkan rujukan artikel
yang diambil secara sampel representatif. 4). Sentral kajian.
Organisasi
Ada banyak
format untuk diorganisasikan dalam sebuah kajian pustaka diantaranya adalah:
1). Format historis, kajian diorganisasikan menurut urutan waktu. 2) format
konseptual, artinya kajian diorganisasikan menurut konsep tertentu. 3) format
yang berkenaan dengan metodologi
Audiensi
5. Peranan
Kajian Pustaka Dalam Penelitian
Penelusuran
atau pencarian kepustakaan yang relevan seyogyanya dilakukan sebelum kegiatan
atau pelaksanaan penelitian itu berjalan. Kepustakaan atau literatur yang
dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memilikii arti dalam
mempertimmbangkan cakupan penelitian yang sedang dilakukan.studi kepustakaan
ini memiliki peranan (Iskandar, 2009: 51) sebagai berikut:
Pengetahuan
tentang penelitian yang berkaitan memungkinkan peneliti menetapkan batas-batas
bidang penelitiannya.
Pemahaman
teori dalam suatu bidang memungkinkan peneliti itu menempatkan masalah dalam
perspektifnya
Melalui
kajian pustaka yang relevan, para peneliti dapat mengetahui prosedur dan
instrumen mana yang telah terbukti berguna dan mana yang kurang
Pengkajian
atau studi yang cermat terhadap kajian pustaka yang relevan dapat menghindarkan
terjadinya pengulangan studi sebelumnya
Pengkajian
pustaka yang berkaitan menempatkan si peneliti pada posisi yang baik untuk
menafsirkan arti pentingnya hasil penelitiannya sendiri.
KEPUSTAKAAN
- Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press
- Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press
- Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
- Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumber : http://tepenr06.wordpress.com