Berita yang ada hingga saat ini bahwa Syiah Iran merupakan Negara yang kuat dan paling lantang dalam menghadapi Zinois Israel dan Amerika ternyata hanya sebuah kedustaan. Sebab, ternyata banyak ditemukan fakta yang menjelaskan bahwa Iran yang menganut faham Syiah ternyata beromantisme dengan Zinois Israel dan Amerika dalam menggempur negara yang berpaham Ahlus Sunah Wal Jamaah.
Paparan itulah yang disampaikan oleh Ust Andri Kurniawan saat memberikan materinya dalam acara Tabligh Akbar "Mengapa Syiah Bukan Islam", yang diselenggarakan di Gedung Al Irsyad Ahad lalu.
"Fakta adanya hubungan antara Syiah Iran dengan Israel banyak ditemukan diantaranya Dalam durasi antara 1948-1978 hubungan Iran dan Israel sangat kooperatif. Perdagangan dan intelijen menjadikan dua bidang yang menunjukkan solidnya kedua negara"
Dalam kesempatan tersebut Ustadz yang memimpin Forum Anti Syiah Indonesia mengulas panjang lebar bagaimana kemesraan Syiah yang dipelopori oleh Iran bersatu dengan Zionis Israel dan Amerika untuk menyerang Umat Islam.
Mengutip sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “Ketahuilah sesungguhnya fitnah itu dari sana, ketahuilah sesungguhnya fitnah itu dari sana, dari arah munculnya tanduk syaitan (dari arah timur-ed.).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Keterangan bahwa Dajjal akan muncul di Isfahan Iran juga semakin membuktikan bahwa Negara Iran Syiah akan menjadi pelopor dalam memusuhi umat Islam. Revolusi Syiah Iran pada tahun 1979 menjadi awal dari permasalahan tersebut. Ditambah wasiat dari Ayatusy Syaiton Khomaini yang berambisi ingin mengekspor Revolusi Syiah ke Negara-negara Suni dan juga pengibaran bendera Syiah ke Amman, Riyadh, Damaskus, Cairo dan Kuwait.
Fakta adanya hubungan antara Syiah Iran dengan Israel banyak ditemukan diantaranya Dalam durasi antara 1948-1978 hubungan Iran dan Israel sangat kooperatif. Perdagangan dan intelijen menjadikan dua bidang yang menunjukkan solidnya kedua negara. Israel adalah negara yang memiliki peran besar dalam memuluskan Revolusi Syiah Iran pada tahun 1979. (Roshni Elizabeth Abidin, Iranian-Israeli Relations: From Covert Relatios To Open Hostility)
Peran besar Agen Mosad dan CIA dalam membina agen Savak juga sudah bukan menjadi rahasia lagi. Karena banyak rakyat Iran yang mengetahui akan hal tersebut.
Begitu pula bantuan dana yang diberikan Israel kepada Iran. Behrouz Souresrafil menyebut Israel menggelontorkan dana 135 juta US Dollar untuk Republik Syiah Iran. Israel merasa bertanggung jawab atas keberlangsungan berdirinya negara Syiah demi menjaga eksistensi Israel di dunia Arab. Sebaliknya Iran juga diuntungkan dengan berbagai macam fasilitas militer hasil pemberian Israel.
Pada tahun 1980-1983, Israel merupakan Negara pemasok senjata terbesar ke Iran. Sandiwara "permusuhan" Iran dan Israel mulai terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Israel ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Israel seharga 500.000.000 $, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.
Dalam buku “Fakta-Fakta Sewindu Perang Salib Baru” Syekh Aiman Azh-Zhawahiri, mengungkap hakikat Syiah dan perannya membantu Amerika dalam Perang Salib baru.
Hal itu terus terjadi, hingga menjadi lebih buruk lagi Republik Syiah Iran memberikan fasilitas kepada pasukan Amerika untuk menyerang Iraq dan Afghanistan.
Romantisme Syiah dan Zionis Yahudi terus berlanjut hingga invasi Amerika pada tahun 2003 ke Irak, Brigade Sadr adalah milisi Syiah yang melindungi tentara Amerika dari Kuwait menuju Baghdad melewati gurun pasir An-Nashiriyah. Bahkan Ulama Syiah Irak (Ali As Sistani) melarang jihad melawan Amerika di Irak
Menurut James Petras (Profesor Emeritus Sosiologi Binghamton University,New York,AS). Sebagai konsekuensi AS tunduk terhadap kepentingan Israel: AS menjadi terlibat dalam peperangan yang menyebabkan terbunuhnya 1,5 juta umat Islam Irak dan 4100 tentara AS tewas dan 300.000 orang terluka. Bahkan para pembayar pajak AS harus menanggung beban sebesar 1 trilyun dolar dan 120 milyar dolar saat ini, ditambah 30 milyar dolar sampai sepuluh tahun ke depan
DR. Abdullah An Nafisi menjelaskan persekutuan kerjasama antara Iran dan Amerika di dalam menyerang Taliban di Afghanistan. Iran membuka zona udara bagi tentara Amerika selama dua bulan agar pesawat mereka dapat mengebom Tora Bora, Tandzim Al Qaeda, dan rakyat Afghanistan selama 2,5 bulan.
Amerika Secara Terbuka Rangkul Assad untuk Perangi Mujahidin di Suriah Selasa,14 Januari 2014. Kekejaman Rezim Syi’ah Nushairiyyah Suriah sudah nampak di depan mata kita. Apa yang terjadi di Suriyah bukan perang saudara, bukan sekedar pergolakan politik biasa, akan tetapi ada suatu makar besar dari kaum Syi’ah Nushairiyyah untuk memusnahkan Ahlus Sunnah dari Suriyah.
Diakhir penjelasannya Ust Andri Kurniawan menyampaikan nasihat beberapa ulama mengenai jihad kek Suriah:
- Syaikh DR. A’idh al-Qarni, “Setiap orang yang memanggul senjata melawan Bashar Asad bukanlah seorang teroris. Justru ia adalah seorang Mujahid Fie Sabilillah
- Syaikh Muhammad Hasan,” Wajib berjihad untuk menolong saudara kita di Suriah dengan harta, jiwa dan senjata
- Syaikh DR. Muhammad Al-Uraifi,” Biarkanlah rakyat berangkat berjihad dengan senjata ke Suriah
- Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Ghunaiman,” Jihad yang ada di Suriah adalah jihad yang paling utama, karena memerangi orang-orang musyrik
- Syaikh Ahmad Al Asir,” Menjadi kewajiban Islam bagi pengikut Sunni untuk bergabung dan berjihad melawan Rezim Syiah Nushairiyah Suriah dan Hizbullah.