MERIAM LODONG


Sesuai dengan namanya, Meriam Lodong merupakan mainan tradisional yang terbuat dari bambu, agar menghasilkan bunyi yang menyerupai bunyi meriam, ujung bambu ini dilubangi, kemudian diisi racikan  karbit dan minyak tanah.

Permainan tradisional yang hampir kita tidak jumpai di daerah perkotaan, ternyata kini masih tetap dimainkan oleh warga di kawasan Pasirceuri, Kelurahan Sukamelang, kecamatan Subang. 

Herman (31) salah seorang warga Pasirceuri,  mengatakan jika ia sering melihat anak-anak memainkan meriam lodong tersebut di kawasan lapangan terbuka atau areal persawahan yang cukup luas dan aman.

"Biasanya mereka bermain lodong pada waktu menjelang berbuka puasa, ya, mungkin itu sebagai sarana untuk menghabiskan waktu bagi anak-anak saat menjalankan puasa. Selama ini anak-anak yang sering memainkan lodong itu selalu kami awasi, dan sejauh ini mereka tetap memainkannya dengan aman,"  ujar Herman.

Lelaki yang mengaku sempat memainkan meriam lodong itu memahami keunikan dan seni memainkan permainan tradisional itu. Menurutnya, membunyikan lodong secara manual tentunya sangat berbeda dengan suara mercon atau kembang api saat ini.

"Saya merasakan apa yang mereka alami saat ini, melihat mereka bermain, saya seakan teringat masa kecil saya dulu. Membayangkansuasana pertempuran dengan ber-alatkan meriam seadanya," ucap Herman sambil menunjuk sekelopok anak yang sedang memasangkan meriam rakitan, tak jauh dari tempat tinggalnya.

Herman menyatakan jika memainkan Lodong, sebenarnya tak kalah seru dengan game (permainan) yang sering dimainkan oleh anak-anak saat ini seperti play station, dan sajian permainan komputer lainnya.

Selain tak mengeluarkan biaya yang cukup mahal, jelasnya, bermain lodong tentunya menjadi pilihan menarik selain menghabiskan waktu (ngabuburit), menunggu berbuka puasa.

Ditemui di tempat yang sama, salah seorang bocah pemain meriam 'Lodong', Riko, 12, mengatakan jika dirinya sering mengajakteman-temanya bermain 'Lodong' untuk menghabiskan waktu, menunggu beduk magrib tiba.

"ya, ini sarana Kami untuk menghilangkan rasa lapar saat menjalankan puasa, biasanya kami memainkannya pada saat sore atau sekitar pukul 16.30 WIB," ujarnya