MENJADI tua, pensiun, dan tidak melakukan aktivitas apa pun bukan pilihan Fransisco Ximenes. Pensiunan TNI itu memiliki kesibukan dengan kegiatan sosial membantu pengungsi dari Timur Leste yang dikenal dengan nama Warga Baru.
“Dulu pekerjaan saya sebagai Tropas atau Tentara Portugis. Namun, setelah Timor Timur (Timur Leste) pecah, saya lebih memilih untuk menjadi warga negara Indonesia karena sejak dulu, rasa nasionalis sebagai WNI (warga ne gara Indonesia) sudah mengalir di darah saya,“ tegasnya. Meski berdampak harus berpisah dengan putri pertamanya yang memilih tetap berada di Timour Leste.
Pascapisahnya Timor Leste, bantuan untuk pengungsi pun berhenti pada 2003. Pria yang akrab disapa Bapak Sico itu pun berinisiatif untuk menggerakkan masyarakat agar bisa mandiri dan produktif.
Ia mengusahakan tersedianya air bersih me lalui sumur bor serta memberdayakan masyarakat dalam kegiatan pertanian, peternakan, hingga kewirausahaan.
Contohnya ialah pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan. Saat ini Bapak Sico menjadi telah men jadi komite dalam empat sekolah sekaligus yang berada di wilayah Kupang. Keempat sekolah itu ialah SD Katolik Naibonat, SMP 4 Kupang, SMA 2 Kupang Timur, dan SMA Perikanan Kupang Timur.
Ia masih ingat pada 2011, saat tahun ajaran baru dimulai, ada 32 pelajar yang tidak bisa ditampung di salah satu SMA negeri karena tidak ada ruang kelas. Tidak mau pangku tangan, Bapak Sico memiliki ide setelah melihat ada satu rumah kosong di samping sekolah. Ia berinisiatif memperbaiki rumah kosong itu dan diubahnya menjadi ruang kelas guna menampung para siswa itu.
“Cuma karena rumah kosong itu kecil dan atapnya pendek, sesekali ketika cuaca panas sangat terik, anak-anak di sana bersama gurunya keluar dan belajar di bawah pohon dulu,“ kata dia.
Tidak hanya itu, Bapak Sico juga aktif memberdayakan kelompok tani. Ia mendorong sektor ekonomi dengan pengelolaan lahan atau sawah, pengadaan air bersih, pengelolaan kain tenun lokal, hingga pengembangan peternakan kambing dan sapi.
Baginya, masih banyak tugas yang perlu dilakukan untuk menyadarkan generasi muda, khususnya Warga Baru untuk meninggalkan budaya negatif seperti minum-minuman keras, berjudi, dan bentuk-bentuk tindakan tidak baik lainnya. (Rio/M-4)
Sumber : MI/22/02/2015/Halaman 16