COMPRESSOR, MONITOR, EQUALIZER, DISTORSI, AUDIO SAMPLER, TABULASI GITAR & MICROPHONE

 
 
Memixing hasil rekaman boleh dibilang kerjaan yang rumit dan fatal. Karena jika kurang tepat dalam meramu komposisinya, hasil rekaman yang kita lakukan dalam waktu yang lama hasilnya akan menjadi tidak maksimal atau kurang bagus. Dan ajaibnya dengan peralatan yang sama, antara sound engeneering satu dengan yang lainya akan memixing dengan hasil yang berbeda.
Nah disinilah yang membedakan antara sound engeneering profesional dan yang biasa-biasa aja. Kali ini naknus akan mencoba memuat artikel tentang manfaat pemaksimalan EQ dan Compression pada vocal dan gitar akustik. Sorry bos kayaknya temananya spesifik seputar gitar dan vocal saja, ini dikarenakan keterbatasan sang penulis (naknus) yang cuman bergelut diseputar gitar, jadi kalau temanya melebar keperalatan-peralatan lain takut malah diketawain sama senior-senior. Tapi naknus rasa pemanfaatan EQ dan Compresor mungkin pada dasarnya hampir sama saja berlaku pada peralatan lainnya, cuman masalah Teknis yang harus disetel lebih jeli dan teliti lagi. Dan bagi senior naknus harap bisa berkomentar ataupun mendiskusikannya di forum oksida.com sehingga ilmu-ilmunya bisa ditransfer ke kita semua.




Untuk teknik perekaman vocal dan gitar akustik boleh dibilang hampir sama, yaitu akan lebih maksimal jika direkam langsung lewat microphone (tidak seperti keyboard maupun drum yang bisa dimanipulasi lewat MIDI). Dan setelah terekam pekerjaan terakhir tinggalah membalancing dan memoles agar lagu terdengar harmoni antara satu sama lainnya. Jaman sekarang rata-rata orang sudah menggunakan sebuah program untuk memixing sebuah lagu, anda tinggal menaik turunkan fader pada virtual mixer pada DAW (Digital Audio Workstation) yang anda miliki.

Teknik Compression
Vocal manusia pada dasarnya tidak stabil, kadang keras dan kadang lembut seperti berbisik, begitu halnya dengan suara gitar akustik, kadang terpetik keras dan terkadang terpetik kecil. Memang jika kita dengarkan secara individual keras lembutnya suara vocal maupun gitar akustik akan terasa merdu dan harmoni, akan tetapi ketika semua track pada lagu kita mainkan secara serentak, suara pelan pada vocal maupun gitar akustik akan tertutup oleh bunyi-bunyi dari peralatan lainnya. Apalagi pada vocal jika sang penyanyi memelankan suaranya atau hampir berbisik kita jadi tidak jelas dia menyanyikan syair-syair lagunya. Nah untuk mengantisipasi itu maka disini kita memerlukan sebuah teknik compression.
Teknik compression adalah sebuah teknik memboosting atau menaikkan level suara pada range-range tertentu yang kita inginkan. Biasanya titik batas range tersebut dinamakan THRESHOLD. Coba masukkan plug-in compressor pada DAW yang anda miliki dan disitu cari tombol threshold, nah treshold inilah yang nantina akan membatasi dimana volume yang melewati threshold akan di bypass tanpa diproses dan frekuensi dibawah threshold akan dibosting. Jadi kalau kita berteriak maka suara akan tetap, tapi kalau kita bersenandung lirih maupun berbisik maka volumenya akan naik sendiri, sehingga voulume suara akan terasa datar sama tingginya. Meskipun kita berbisik suara akan otomatis keras dan terdengar. Keuntungan kita memakai teknik compression yaitu vocal maupun gitar akustik akan terdengar sama rata walau pelan, sehingga hasil mixing lebih balance dan enak didengar.
Teknik EQ atau Equalizer
Teknik compression memang bisa menyeimbankan sebuah mixing lagu, tapi menurut naknus jika cuman mengandalkan teknik compression rasa-rasanya kurang lengkap dan belum sempurna. Apalagi kita bekerja pada sebuah aransemen lagu yang begitu banyak memerlukan track recording. Nah jika diatas saya misalkan vocal disini biar kedudukan 1 : 1 saya misalkan saja gitar akustik (xi..xi..xi mirip pertandingan sepakbola aja) biar contohnya ada semua. Jika kita merekam dua gitar akustik secara bersamaan, dengan teknik compression memang hasil rekaman akan lebih flat, tetapi kita mempunyai masalah baru, yaitu pendengar akan bingung membedakan suara gitar akustik pertama dengan kedua (bisa jadi lebih dari dua bos), untuk itu peralatan EQ perlu ditambahkan disini.
Tambahkan plug-in EQ atau equalizer pada program DAW yang anda miliki, pertama-tama tambahkan plug-in EQ parametrik guna mencek pada batas low-level berapa peralatan berada di low terendah dan juga level high tertingginya berapa. Caranya biasanya pada eq parametrik terdapat tombol frekuensi, Q, dan gain (lain program lain tampilan, tapi biasanya intinya hampir sama). Pertama-tama cari batas frekuensi terendah, setel wilayah Q agak melebar dan naikan gainnya, putar tombol frekuensinya cari dari tengah menuju ke posisi low, jika suara gitar jadi naik karena dibosting dengan eq maka wilayah tersebut masih dalam frekuensi gitar, tapi jika suara frekusnsi yang dilewati tak terpengaruh pada peralatan equalizer tersebut maka zona tersebut sudah tidak termasuk dalam zona frekuensi gitar akustik, begitu juga sebaliknya cari pada titik frekuensi tertingginya. Nah dengan cara ini maka anda akan bisa menentukan dibatas frekuensi terendan dan tertinggi berapa gitar tersebut beroperasi. Suatu pertanyaan, kenapa harus dicari titik frekuensi tertinggi dan terendah. Menurut naknus pribadi jika anda mengkutak-katik atau meng-equalizer zona diluar frekuensi gitar, itu akan mengakibatkan suara-suara yang tidak diinginkan seperti dengung dan keresek-kresek akan menjadi tajam dan sedikit merusak hasil mixing kita. Nah sekarang terserah anda mau menambahkan pake parametrik eq ataupun yang model grafik, anda tinggal menambahkan atau mengurangi bas, mid, dan treablenya saja agar antara suara gitar satu dan suara gitar dua agar berbeda sedikit, agar sang pendengar mampu mendengar antara gitar satu dan gitar dua, yang penting tolong diingat, jangan membosting frekuensi diluar zona peralatan yang kita rekam. Dengan EQ kita juga bisa memanipulasi tone vocal maupun gitar akustik agar terasa lebih enak didengar.
Teknik compression dan eq merupakan salah satu dari berbagai macam teknik yang digunakan dalam memixing sebuah lagu, dan itu cuman sebuah teori dari naknus, sebuah terori tanpa praktek maka akan tumpul bos, saya sarankan jangan membaca saja, tapi praktek dan praktek.

Menggunakan speaker flat untuk studio monitor
Memiliki sebuah studio rekaman baik pribadi maupun yang taraf profesional, adalah merupakan idaman bagi para musisi. Jika anda bermodal besar maka tak susah payah anda baik yang pemula maupun yang memang sudah mengerti masalah recording, tinggal membeli satu set komplit dengan daftar alat-alat yang memang sudah dianjurkan oleh pakarnya. Akan tetapi jika anda seorang pemula yang membeli alat satu persatu (nungguin budget terkumpul), maka anda harus berhati-hati dalam memilih alat untuk home recording studio anda.
Sebaiknya anda jangan terburu-buru dalam membeli alat, perbanyak referensi masukan tentang daftar alat-alat yang dibutuhkan, anda bisa berdiskusi lewat internet maupun tanyain langsung sama sang audio engineering yang anda percayai. Jangan sampai karena butuh terwujut cepat impian anda, maka anda grubak-grubuk dalam membeli alat, yang nantinya berbuntut membeli alat baru lagi dikarenakan alat yang sudah anda beli tidak cocok. Peralatan yang dibutuhkan untuk mambangun sebuah studio recording ada banyak macamnya, nah disini naknus akan mencoba mengenalkan pentinganya sebuat studio monitor bagi studio recording anda. Pengalaman yang naknus alami dan juga dari temen-temen yang pernah bilang adalah, ketika kita sudah memixing dan menjadikan hasil rekaman dalam bentuk MP3, ternyata pas di setel di lain tempat hasilnya jauh berbeda. Yang suara basnya jadi hilang, treablenya kebesaran, dan berbagai macam hal. Ternyata setelah berkonsultasi sama pakar-pakar dan nyari-nyari penyebabnya di internet, hal tersebut dikarenakan disaat proses mixingnya menggunakan studio monitor yang tidak standar (maklum bos lagi nyoba-nyoba alias amatiran).



Sebuah studio monitor yang profesional sangatlah diperlukan dalam proses penggarapan perekaman lagu yang kita rekam. Para audio engineering banyak yang menyarankan untuk menggunakan studio monitor yang merespon frekuensi flat / linear. Banyak yang mengatakanya dengan “speaker flat” dengan kata lain sebuah speaker yang mampu mereproduksi kualitas nada suara yang akurat dari audio sumber (sering diistilahkan dengan “uncolored” atau “transparan”) dan speaker tersebut bisa meminimalisir emphasis atau de-emphaisis (tekanan) dengan demikin tidak ada pergeseran phase shift dari sebuah frekuensi yang artinya tidak ada distorsi dalam penggunaan speaker ini. Jadi dengan menggunakan speaker flat kita akan mendapat suara dasarnya atau aslinya. Dan biasanya speaker flat mampu merespon frekuensi dalam range yang luas sehingga semua peralatan yang kita rekam terdengar dengan jelas semuanya.
Speaker monitor bentuknya ada berbagai macam, ada yang pasif dan ada yang aktif. Speaker flat pasif sering disebut dengan “unpowered monitors & amp”, pada sistem pengoperasiannya menggunakan power ampli yang terpisah, dan untuk instalasinya harus memerlukan sedikit pengetahuan tentang audio instalasi. Jika anda seorang pemula setingannya ditanggung ruwet, tapi jika anda seorang profesional, metode ini akan menghasilkan sebuah sistem monitor yang anda inginkan. Nah satunya lagi adalah speaker flat berjenis aktif, disini anda tidak diwajibkan memiliki pengetahuan tentang ohms, watt, damping, overload protection, crossover dan lain-lainnya, tinggal colok langsung jadi, karena didalamnya telah terinstal power ampli yang tinggal colok, cuman jika anda menginginkan fasilitas yang lebih, seperti colokannya berapa, kekuatan powernya berapa dan lain sebagainya, anda menemui kesulitan untuk menambahkannya, harus terperinci sebelum membeli, liat dulu fasilitas didalamnya.
Harga untuk sebuah monitor flat boleh dibilang bisa bikin kantong bolong. Jika anda berkeinginan membeli speaker monitor yang flat maka siap-siap dulu budgetnya. Jika anda belum kuat membeli speaker flat maka bisa juga anda mencari headphone dengan kelas standart studio. Akan tetapi dengan menggunakan headphone yang berkelas bukan merupakan solusi yang akurat. Banyak para ahli yang mengatakan jika kita memixing dan memastering dengan menggunakan headphone, maka hasilnya kurang maksimal. Suara speaker headphone suaranya langsung tepat ke telingga kita, jadi suaranya sempurna, jika dipake untuk memixing suara akustiknya kurang keluar. Telinga kita merupakan telinga stereo, suatu kesalahannya jika kita menggunakan headphone adalah telinga kanan kita tidak mendengar speaker disebelah kiri, begitu juga sebaliknya telinga kiri tidak mendengar speaker sebelah kanan. Dengan memonitoring hasil rekaman 
menggunakan headphone suara terdengar sempurna, jadi pas kita mastering biasanya hasilnya terdengar bagus dan sempurna, tetapi pas disetel ditempat lain yang tidak menggunakan headphone, hasilnya jadi menurun. Jadi jika kita memonitor dengan menggunakan headphone, bukan menjadi patokan yang pas.
Menurut naknus jika anda serius membangun setudio recording, sound monitor yang profesional harus anda miliki, tetapi jika untuk home recording, sebuah headphone standart studio sudah cukup, sembari anda mengumpulkan uang untuk membeli speaker monitor flat. Dan jika dana tidak mencukupi maka speaker maupun headphone sembarangpun juga tidak menjadi masalah, cuman hasil rekamannya nanti kalo diputar ditempat lain, jadinya berbeda jauh dan tidak bisa dijadikan patokan dalam memixing maupun mastering.

TEKNIK FILTERING, CUTTING, BOOSTING, 
ENCHANCING PADA PERALATAN EQUALIZER

Membahas masalah equalizer memang sangat luas, karena sebuah equalizer bagi sound engginering bisa difungsikan dalam berbagai macam kegunaan, nah dalam tulisan saya kali ini naknus akan membahas tentang filering, cutting, boosting atau enchancing dalam penggunaan equalizer.
Jika anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang equallizer atau yang akrab ditulis dengan singkatan EQ, saya sarankan untuk membaca artikel-artikel yang sudah saya buat di oksida.com ini, karena fungsi dan teknik penggunaan EQ sangatlah luas untuk dijabarkan, misalkan saja dengan EQ anda dapat memberi karakter pop, rock, normal, live pada sebuah lagu ataupun saat live band. Dengan EQ kita juga dapat merubah tonal pada peralatan seperti gitar, bas maupun keyboard. Ataupun jika anda seorang sound engineering dengan peralatan EQ anda bisa meng-cut sound feedback yang ditimbulkan oleh microphone saat pertunjukan live. Ataupun dengan bantuan EQ anda bisa mengkondisikan output suara speaker agar sound buangnya cenderung ke arah natural atau mirip dengan aslinya. Dan banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan dengan peralatan EQ yang bakal menyita lembaran artikel jika dijabarkan satu persatu.



Yuk mari kita persempit pembahasannya tentang filtering, cutting dan boosting atau enchancing pada equalizer.

Teknik Filtering
Filtering merupakan istilah untuk memangkas habis gain dari frekuensi-frekuensi tertentu dan meloloskan frekuensi-frekuensi yang kita inginkan agar tetap terdengar. Filtering yang paling umum digunakan adalah filter untuk memotong frekuensi low yang biasa disebut dengan low cuts (disebut juga dengan high-pass filters) dan filter untuk memotong frekuensi high yang disebut dengan high-cuts (disebut juga dengan low-pass filters).
Filter lain yang juga sering digunakan adalah band-pass filters yang berarti meninggalkan frekuensi tertentu yang diinginkan sambil memangkas habis frekuensi lainnya, dan notch filters yang berarti memangkas habis salah satu frekuensi.
Teknik filtering banyak digunakan untuk menyaring (filter) frekuensi agar mendapat suara yang kita inginkan tanpa adanya gangguan dari frekuensi yang tidak kita inginkan. Naknus contohkan jika kita akan merekam atau recording suara kick drum maupun suara bas gitar, coba anda bayangkan suara kick drum maupun bas merupakan peralatan yang berbasis di frekuensi rendah atau ngebas yang tidak memerlukan suara-suara berfrekusnsi tinggi atau treable. Maka agar suara yang direkam bisa terdengar sempurna, maka sang engineering akan menggunakan teknik “high-pass filters” dengan meniadakan atau memotong suara-suara treable, sehingga yang direkam cuman suara kick drum maupun bas gitar.
Teknik Cutting
Teknik cutting digunakan untuk memperbaiki sound biasanya dilakukan dengan cara mencari frekuensi yang bermasalah dan memotong atau menurunkan level frekusnsi equalizer yang bermasalah. Proses ini disebut dengan cutting (cutting adalah bahasa ingris, indonesianya yaitu memotong). Selain memperbaiki sound, proses cutting frekuensi menggunakan equalizer juga biasa dilakukan untuk memberi ruang untuk ditempati oleh instrument lain agar dapat terdengar terpisah satu sama lainnya.
Teknik cutting digunakan untuk berbagai hal, salah satu contoh yang bisa naknus gambarkan adalah, pernahkah anda melihat sound engineering sewaktu check sound dia membawa mic mendekati speaker dan mengibas-ngibaskan microphone tersebut dekat speaker, mungkin hal tersebut terasa aneh bagi anda. Tapi coba kita lihat kedapur persoundnan mereka dulu. ooopppss ternyata ngak semua peralatan yang digunakan komplit dan memadahi, pada peralatan sound buang ternyata mereka tidak memiliki noise reducer, maka teknik yang digunakan sang sound engineering adalah teknik cutting pada peralatan EQ, dia akan menurunkan level frekuensi EQ dimana frekuensi tersebut yang merupakan biang kerok penyebab suara storing atau bunyi berdenging.

Teknik boosting atau enchancing
Dalam sebuah lagu terkadang ada salah satu atau beberapa track instrument ataupun vocal yang ingin lebih ditonjolkan, dipoles ataupun diberi karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan beberapa frekuensi “kunci” dengan equalizer, misalkan dengan menaikkan frekuensi 5 kHz agar track vocal terdengar lebih jelas, menaikkan frekuensi 2-4 kHz pada kick drum agar lebih terdengar memiliki “metal sound” dan lain-lain. Proses menaikkan gain salah satu atau sebagian frekuensi ini disebut dengan boosting atau enhancing.
Memanipulasi frekuensi-frekuensi pada peralatan equalizer membutuhkan pengalaman baik secara teori maupun praktek. Saran dari naknus jika anda cuman memperdalam teori saja maka saya rasa kurang lengkap, karena secara prakteknya, mengatur equalizer butuh kejelian dari telinga dan percobaan terus dan terus, juga sharing dari temen yang berpengalaman merupakan hal yang ampuh. Jika anda menemui kesulitan diskusikan saja di forum oksida di site ini.

MEMPELAJARI DISTORSI GITAR

Sering kita mendengar istilah, tak enak jika makan sayur tanpa garam. Nah jika anda seorang gitaris tentu saja tak asing mendengar istilah distorsi. Dan saya rasa kebutuhan distorsi bagi gitaris merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa distorsi bagi gitaris seperti sayur tanpa garam.
Di artikel sebelumnya telah sedikit saya bahas tentang efek gitar, silahkan search di oksida.com jika ingin mempelajarinya. Nah kali ini naknus akan membahas tentan efek gitar berjenis distorsi. Distortion atau distorsi merupakan efek gitar yang berfungsi menguatkan gain gitar atau kata lainnya sebagai efek pengkotor suara gitar. Alatnya bisa berbentuk beraneka ragam baik berupa analog, multyefect bahkan berupa sebuah software. Jika anda seorang gitaris maka tak perlu lagi naknus menjelaskan secara detail apa itu distorsi, akan tetapi jika anda awam masalah gitar maka anda bisa membayangkannya dengan begini, pernahkan anda mendengar alunan suara gitar kosong atau gitar bolong atau gitar akustik pada sebuah rekaman musik, nah suara gitar yang demikian merupakan alunan gitar tanpa distorsi, coba anda dengarkan raungan suara gitar musik rock atau metal yang meraung-raung, nah suara demikanlah suara gitar yang dikotori oleh suara distorsi.
Distortion / distorsi sering disebut dengan istilah “gain”, efek ini mengotori suara gitar ketika gelombang suara masuk ke ampli dengan men-over-driving tube amplifiers. Efek distorsi menciptakan dengan cara merubah gelombang suara dan menambahkan overtones dengan mengkompress peaks-nya sehingga menghasilkan sound yang bernuansa “warm”, “dirty”, dan “fuzzy”. Ada 3 prinsip yang mendasari suara distorsi yaitu:
Overdrive Distortion / distorsi Fuzz

Ketiga prinsip dasar tersebut, yaitu overdrive, distortion, dan fuzz secara garis besarnya memang sama, yaitu sama-sama berfungsi sebagai pengotor, akan tetapi secara mendetailnya fungsinya berbeda. Overdrive merupakan efek yang paling ringan diantara ketiganya, dan memiliki sound yang “warm” overtones pada volume rendah dan distorsi yang kuat disaat gain dinaikkan. Sedangkan efek “distortion” memproduksi hasil kandungan suara distorsi yang sama baik pada volume rendah maupun saat dinaikkan, dan perubahan suara yang jauh lebih jelas dan intens. Fuzz merubah sinyal audio mendekati gelombang square dan menambahkan overtones yang komplek dengan cara menambahkan multi frekuensi.
Suara distorsi dapat dihasilkan dari berbagai macam efek, seperti efek pedal dan rackmount, pre-amplifiers, power amplifiers, speaker, digital amplifier modeling devices dan sebuah software. Sebetulnya untuk artikel distorsi ini, alat-alat tersebut perlu diterangkan secara detail, cuman begini bos… jika satu persatu diterangkan, maka satu alat saja bisa panjang artikelnya, jadi rajin-rajin aja search di oksida.com ini karena diartikel sebelumnya ada juga yang sudah saya sedikit terangkan. Mungkin kedepannya akan naknus bahas secara mendalam. Perlu anda ketahui proses mengubah gelombang sinyal audio tersebut sering disebut dengan istilah “clipping”. Secara harfiahnya distorsi mengacu pada modifikasi atau penambahan ke bentuk gelombang sinyal dari berbagai jenis peralatan. Prosesnya disamakan dengan proses “clipping”. Clipping merupakan proses non-linear dan memproduksi frekuensi bukan aslinya dalam sinyal audio.



Jika kita lihat dari gambar diatas maka. “Soft clipping” dengan teknik soft clipping sinyal diratakan atau di flatkan pada posisi puncak secara harmonik. “Hard clipping” hampir sama dengan soft clipping cuman memflatkan gelombangnya secara keras. Coba anda perhatikan sinyal yang didalam warna, dengan distorsi maka sinyal akan berbentuk flat dan stabil. Pada sirkuit rangkaian distorsi sinyal akan dikuatkan sebelum masuk ke main amplifier. Sedangkan pada sirkuit rangkaian overdrive tidak menciptakan distorsi sendiri, melainkan dengan meningkatkan sinyal ke tingkat yang menyebabkan timbulnya distorsi.

AUDIO SAMPLER

Mencermati dan mengamati perkembangan industri musik untuk saat ini, maka para pemusik sudah menggunakan terobosan atau celah teknologi dalam hal recording maupun jamming. Pernahkan anda mendengar istilah audio sampler atau samples, nah kali ini naknus akan mencoba sedikit mengupas tentang penggunaan audio sampler musik.
Samples merupakan suatu teknologi memutar ulang potongan-potongan suara dari sebuah instrument yang sudah terekam, jadi tanpa memainkan instrument aslinya kita dapat memainkan sebuah lagu seperti menggunakan alat sungguhan, tinggal menyusun potongan-potongan tersebut menjadi sebuah harmoni yang enak didengar. Dengan metode samples maka kita bisa lebih memaksimalkan hasil recording dengan menyisipkan suara-suara instrument ke dalam lagu tanpa merekam dari sumber instrument aslinya.



Sample merupakan bentuk bahasa ingris yang artinya “contoh”, jadi audio sampler berati contoh contoh kepingan dari audio sound yang telah direkam. Sampler dapat dimainkan dalam alat keyboard khusus untuk sampler, ataupun dari peralatan yang khusus untuk memutar sampler, dan yang lagi berkembang saat ini adalah sampler dapat dimainkan kedalam software, yang mempermudah anda memasukkan sampler tadi kedalam recording ataupun sequencer.
Untuk mendapatkan sound sampler yang free atau gratisan maupun yang sound profesional tapi berbayar anda bisa mendownloadnya di internet, berbagai macam situs yang menyediakan sampling sound baik yang gratisan maupun berbayar. Disini naknus tidak bisa menunjuk situs-situs apa saja yang menyediakan sampler tersebut, untuk lebih jelasnya sebaiknya silahkan di googling aja sendiri, ada banyak situs yang menyediakan sampler seperti suara gitar, drum, bas, beat, suara seram dan lain-lain. Tinggal anda download dan masukkan dalam program dan anda susun sehingga membentuk sebuah lagu yang bagus. Dengan teknik sampler anda akan lebih cepat dan mudah dalam merecording maupun membuat sequencer, karena tidak perlu repot-repot memiliki alat instrument dan menyewa seorang player untuk memainkannya. Gampangannya metode sampler sama aja dengan metode “coppy-paste”.
Banyak sekali keuntungan yang bisa kita peroleh jika kita menggunakan metode sampler, naknus beri contoh, jika anda ingin merekam suara drum, biasanya jika kita merekam drum banyak sekali kendalanya, seperti beat yang tidak konstan, suara pukulan yang berubah-ubah, hasil rekaman yang kurang maksimal, dan masih banyak lainnya, jika kita menggunakan software sampler kita cuman mengambil contoh-contoh pukulan snar, kick, dan lainnya sekali saja. Kemudian langkah selanjutnya kita memperbaiki hasil rekaman tersebut dengan memberi efek seperti reverb, delay, stereo bahkan picth-nyapun bisa kita manipulasi. Jika semuanya sudah oke… langkah selanjutnya tinggal menempatkan notasinya kedalam lagu dalam bentuk midi (perlu penjelasan yang panjang bos jika mau mempelajarinya) intinya suara beat-beat dalam lagu bisa kita susun dalam software dan hasilnyapun lebih sempurna dan konstan dibanding rekaman secara live (maaf bos.. tidak berlaku jika yang rekaman live seorang provesional). nah ternyata dengan sampler mempermudah kita dalam mengaransement lagu bukan…!!

DASAR-DASAR TABULASI GITAR
Untuk bisa mermain gitar memang diperlukan latihan yang berkala dan rutin, tidak bisa seperti orang membaca buku pelajaran yang hari ini dipelajari besok sudah hafal. Jika anda mencari buku panduan di-Internet tentang tabulasi gitar mungkin anda masih bingung cara membacanya. Nah diartikel ini naknus akan coba menerangkan cara membacanya.
Di artikel sebelumnya naknus sudah terangkan bagian-bagian lagu (search di oksida.com bos) mungkin artikel itu bisa mempermudah anda dalam memainkan gitar untuk mengiringi sebuah lagu. Ada berbagai macam penulisan gitar, dari not balok, angka, atau cuman ditulis chord-nya saja, dll. Diartikel ini saya akan menerangkan tabulasi gitar yang biasa di jumpai jika anda mendownload tabulasi gitar di-Internet.
lihat bagan dibawah:
- – - – - – - – - – - – - – E
- – - – - – - – - – - – - – B
- – - – - – - – - – - – - – G
- – - – - – - – - – - – - – D
- – - – - – - – - – - – - – A
- – - – - – - – - – - – - – E
Pernahkan anda jumpai bagan seperti itu. Yuk mari kita lihat dari yang paling atas. E yang paling atas berarti senar paling bawah pada gitar alias senar 1 (senar paling kecil pada gitar anda). dan B berarti senar 2, G berarti senar 3 dan seterusnya.. E,B,G,D,A,E adalah nada steman standard gitar dalam keadaan open fret atau tanpa dipencet.
Jika tabulasi ditulis seperti dibawah ini:
- – - – - – - – 9 – - – - – - E
- – - – - – 7 – - – - – - – - B
- – - – - – - – - – 8 – - – - G
- – - – - – - – - – - – - – - D
- – - – - – - – - – - – - – - A
- – - – - – - – - – - – - – - E
Coba perhatikan angka-angka yang ada didalamnya ada 3 buah, berarti anda harus memetik senar sampai 3 kali. Yang pertama kali dipetik adalah senar nomer 2 (dari bawah atau B) pada fret nomer 7, selanjutnya senar nomer 1 (senar E) petik difret nomer 9 dan terakhir kali yang dipetik adalah senar nomer 3 (senar G) pada fret 8. Fahami dulu sebelum kepelajaran selanjutnya.
Biasanya selain model tabulasi seperti diatas tersebut, sering juga kita jumpai simbol-simbol seperti Ho,Po,T,~~dan juga PM, yuk kita pelajari arti dari simbol-simbol tersebut.
Ho
Ho merupakan singkatan dari Hammer On, yaitu anda harus tekan nada pertama lalu langsung pindah ke nada berikutnya tanpa dipetik. Contoh penulisannya:
- – - – 4 – - (Ho)5 – - – - – - – E
Pertama anda harus menekan senar nada E di nomer 4 kemudian petik senar tersebut, selanjutnya dengan jari yang lain anda harus mengganti nada dengan menekan dinomer 5 tanpa memetik senar tersebut (pindah nada tanpa memetik bos..)
Po
Po merupakan singkatan dari Pull off. Po metodenya hampir sama dengan Ho cuman cara pemetikannya terbalik. Jadi anda harus memetik nada pertama lalu langsung pindah ke fret belakangnya (diangkat) tanpa memetik lagi.
PM
PM merupakan singkatan dari Palm Mute. PM berarti anda harus memainkan gitar tanpa bunyi penuh, maksutnya gunakan telapak tangan yang memetik senar untuk meredam dawai senar gitar anda. Sering kita sebut dengan ‘di-dep’.
T
T merupakan singkatan dari Tapping. Ini merupakan teknik memainkan gitar tanpa memetik, anda cukup menekan senar dengan keras, sehinga senar berbunyi. misal:
- – - – - 4 – - – 5 – - – - T10 – - B
Dengan tabulasi diatas siapkan tangan anda memetik disenar nomer 2 nada B, naknus kira dengan mempelajari pelajaran diatasnya sekarang anda sudah sedikit mengerti cara memainkannya, tinggal yang ada tulisannya T10 yang masih perlu kita kupas. Tekan nomer senar 4 dilanjutkan nomer 5 (tekan dengan jari tangan sebelah kiri jika anda bukan pemain kidal) selanjutnya (T10) dengan jari tangan kanan tekan kuat-kuat fret nomer 10. Untuk Tapping sendiri memiliki berbagai macam variasi, bisa dikombinasi dengan Ho maupun Po. Untuk bagian ini sebaiknya dikupas diforum oksida saja, karena tekniknya sedikit rumit dan memerlukan penjelasan yang harus mudah difahami.
~~ ~~ maksutnya adalah vibrato atau getaran, dengan metode ini anda harus memetik senar selanjutnya naik-turunkan tangan yang memencet senar tersebut sehingga terbentuk nada yang bergelombang atau bergetar.



Naknus batasin dulu sampai disini tentang penjelasan cara membaca tabulasi gitar, mungkin bagi yang senior merupakan hal yang mudah, cuman bagi yang awam sampai disini aja cukup puyeng he he

MICROPHONE DYNAMIC
Microphone jenis dynamic atau juga sering disebut dinamik, atau dinamis merupakan jenis microphone yang sangat banyak dijumpai dalam pasaran karena harganya yang relatif berfariasi, dari yang murah sampai jutaan. Kali ini kita akan mempelajari tentang mic dynamic.
Pada artikel sebelumnya naknus telah menerangkan tentang microphone jenis condenser silahkan search di oksida.com untuk mengetahuinya. Nah kali ini naknus juga akan mengenalkan jenis lain dari microphone, yaitu mic berjenis dynamic atau dinamik atau dinamis terserah enakan mana anda menyebutnya. Microphone jenis ini merupakan jenis mic yang sangat fleksibel dan tujuan penggunaannya untuk umum, tidak hanya untuk recording saja tapi dalam keadaan live, mic ini dapat digunakan, jadi penggunaanya multi fungsi. Dalam desain pembuatannya mic ini didesain sangat sederhana, tidak serumit mic condenser (liat diartikel sebelumnya), mic ini tidak memerlukan phantom power (search di oksida.com jika ingin mempelajari ‘phantom power’) atau preamp. Tinggal colok langsung bunyi meskipun jika kita tidak puas dengan hasil suara yang dihasilkan, kita bisa menambah dengan preamp dan harganyapun ramah dikantong, makanya jenis mic ini merupakan jenis mic yang laku keras dipasaran.
Jika bisa saya jabarkan kelebihan dari microphone jenis dynamic adalah:
Desainnya kokoh dan tahan banting terhadap penanganan kasar, bahkan jatuh sekalipun.
Mic ini juga tahan terhadap kelembaban.
Harganya berfariasi dan ramah dikantong.
Desainnya sederhana tinggal colok langsung bunyi.
Mic ini juga baik dan handal untuk menangani volume tinggi seperti alat-alat musik maupun amplifier.
Tidak memerlukan baterai atau daya eksternal.
(Silahkan koment jika ingin menambahkan or mengkoreksinya, atau diskusikan dalam forum di oksida.com)

Microphone jenis dynamic ini didesain untuk menangkap sinyal frekuensi tinggi, jadi sangat baik untuk kondisi live di panggung, karaokean maupun dicolok diampli tuk pidato, karena penangkapannya difrekuensi tinggi maka mic ini jarang mengakibatkan suara feedback atau suara berdenging cuman dalam kualitas penangkapan suara memang ngak sesensitif mic condenser.
Cara kerja microphone dynamic
Wah pas bagian ini kayaknya yang lebih tepat menerangkannya adalah anak-anak sekolahan bos… karena seingat naknus, pas jaman sekolah dulu ada pelajaran yang menerangkan “Bila sebuah magnet bergerak dekat pada sebuah kumparan kawat, maka kumparan kawat tersebut akan menghasilkan sebuah energi listrik”.. Duh malu gua sok ilmiah.. sorry kata-katanya belepotan, sebaiknya jangan di copy-paste, kalimat yang benernya tanya guru or cari diinternet tentang bunyi hukum kelistrikan tadi.
Menggunakan dasar prinsip elektromagnet tersebut diatas maka microphone dynamic menggunakan kumparan kawat dan magnet guna menghasilkan sinyal audio. Sebuah diafragma dilekatkan dikoil, ketika diafragma tersebut bergetar dikarenakan adanya gelombang suara yang masuk, maka koil tersebut bergerak kedepan dan kebelakang melewati magnet, nah gelombang magnet tersebut menginduksi koil yang menciptakan sebuah aruk elektromagnetik. Kemudian arus tersebut disalurkan lewat kabel microphone keperalatan seperti amplifier atau peralatan lainnya. Perhatikan gambar dibawah sebagai ilustrasinya.



Microphone merupaka transducer (search di oksida.com bila gak tau ‘transducer’) yang merubah gelombang suara menjadi sebuah energi elektromaignetik atau arus listrik. Jika anda perhatikan secara cermat ada kemiripan cara kerjanya antara microphone dan loudspeaker. Jika loudspeaker merubah tenaga listrik menjadi suara, maka microphone berfungsi kebalikannya. Dasar-dasar mic dynamic merupakan kinerja loudspeaker yang terbalik. Dilapangan anda akan mendapati sitem interkom yang menggunakan speaker sebagai microphonenya. Bahan-bahan dasar magnet seperti neodymium merupakan jenis magnet yang lebih kuat magnetnya dibandingkan jenis magnet lainnya, maka banyak pabrik yang menggunakan neodymium untuk menciptakan mic yang berukuran kecil karena menghasilkan responsi frekuensi linier yang lebih dan bisa menghasilkan output level yang tinggi.

MICROPHONE CONDENSER

Mic condenser merupakan komponen elektronik yang menyimpan energi dalam medan elektrostatik, microphone jenis ini juga merupakan transducer yang menggunakan bahan dasar kapasitor yang berfunsi mengubah energi akustik menjadi energi listrik. Jenis microphone ini bayak banyak digunakan baik untuk keperluan live maupun recording.
Perlu anda ketahui dipasaran saat ini ada berbagai macam jenis-jenis microphone, salah satunya adalah microphone jenis condenser atau kondensor. Diartikel ini naknus tidak akan membahas tentang kesemua jenis microphone yang ada, akan tetapi naknus cuman membahas tentang seputar mic condenser. Jadi jika anda ingin memperdalam pengetahuan anda tentang microphone harap bersabar menunggu artikel-artikel berikutnya, atau search aja di oksida.com ini, siapa tahu saya sudah menulis tentang keberadaan microphone jenis lainnya. Jaman dulu orang menggunakan istilah bahasa condenser (kondensor) sama juga dengan capacitor (kapasitor) akan tetapi dalam perkembangan waktunya orang sering menyebut mic ini dengan nama mic condenser. Microphone condenser atau mikrofon kondensor pertama kali ditemukan oleh EC Wente di Bell Labs pada tahun 1916, mereka menyebut microphone capacitor / kapasitor atau microphone electrostatic / elektrostatik.
Dalam pengoperasian mic condenser, jenis mic ini memerlukan suber daya baterai atau sumber daya eksternal phantom power agar microphone bisa beroperasi. Gampangannya mic ini harus menggunakan penguat atau preamp sebelum dicolok ke ampli atau alat lainya. Coba anda search artikel saya sebelumnya tentan ‘phantom power’. Nah diartikel tersebut naknus terangkan contoh alat yang bisa digunakan untuk mengoperasikan mic condenser. Penggunaan mic condenser memerlukan konsumsi tenaga listrik, tenaganya bisa berasal dari baterai yang diletakkan dalam mic tersebut (harus diganti jika habis baterai) ataupun dari tenaga listrik eksternal (sampai 48 V, yang biasa disalurkan lewat kabel microphone). Akan tetapi beberapa jenis mikrofon kondenser buatan Eropa memakai sistem berbeda yang disebut tenaga “A-B” atau “T” yang tidak kompatibel dengan phantom power (untuk jenis ini kita harus berkonsultasi atau mempelajari manualnya, jadi bisa memilih mixer yang tepat yang mensupport jenis mic tersebut). Mic condenser menghasilkan sinyal audio yang lebih kuat dibandingkan dengan model mic dynamic. Mic condenser ini juga sanagat responsif dan sensitif dan sangat baik bekerja di high-volume, karena kesensitifannya tadi maka mic ini rentan terhadap distorsi.
Cara kerja microphone condenser Dalam mic ini terdapat kapasitor yang terdiri dari dua keping plat atau piringan yang keduanya mempunyai voltage atau tegangan. Salah satu dari plat tersebut terbuat dari materi yang sangat ringan yang bertindak sebagai diafragma dan sensitif dengan gelombang suara. Diafragma tersebut akan bergetar jika ada gelombag suara yang datang. Fungsinya adalah dengan merubah jarak antara dua plat tersebut maka akan merubah kapasitinya, jadi disaat plat bergetar maka hal yang terjadi adalah mula-mula plat akan berdekatan yang mengakibatkan kapasitas akan meningkat dan merubah voltasi muatan arus, kemudian sebaliknya plat akan menjauh yang mengakibatkan kapasitasnya menurun yang mengakibatkan voltasi juga berubah.



Sering timbul pertanyaan, “mic merk apa yang paling bagus?”. Dari hal yang naknus cermati pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang, disini naknus tidak bisa menjawab secara rinci, saya sarankan agar anda meramaikan forum yang saya buat. Silahkan ke oksida.com/forum (bukan pelit kasih jawaban, cuman agar forum jadi aktif bos… he..he..). Sedangkan contoh-contoh mic condenser sebaiknya digoogeling aja, karena tiap saat pabrik menciptakan produk baru.

Mic electret condenser merupakan jenis mic condenser juga yang menggunakan kapasitor sebagai elemen dasarnya. Cuman perbedaannya mic electret condenser menggunakan jenis kapasitor khusus yang mempunyai tegangan permanen yang dibikin saat pembikinan dipabriknya.
Bahan dasarnya semacam magnet permanen yang dalam hal ini tidak perlu menggunakan eksternal power untuk mengoperasikannya. Akan tetapi jika anda membeli mic electret condenser yang bagus biasanya menyertakan pre-amplifier dalam satu paket. Kesimpulannya selain perbedaan yang naknus utarakan diatar, sebuah mic electret condenser penjelasannya sama dengan mic condenser secara normal. Dan untuk contoh-contoh dari mic electret condenser yang ada dipasaran, silahkan anda googeling aja agar lebih jelas dan lebih detail, apalagi tiap saat selalu diciptakan mic baru.
Mic kondenser yang ada dipasaran rata-rata merupakan mic profesional, tahu sendiri bos.. untuk mic profesional harganya ngak ramah dikantong bahkan ada yang harganya sampai puluhan juta, ditanggung sariawan jika rakyat jelata mau ngikutin selera profesional. Maka saran saya jika ingin memiliki sebuah mic condenser, anda harus pintar dalam memilih sebelum membeli, tanyakan pada pakar dan kenali karakter mic-nya, jadi untuk keperluan apa mic itu dibeli maka pas anda beli ditoko anda tepat memilih mic tersebut. Terimakasih,

artikel ditulis oleh www.oksida.com semoga bermanfaat.
abunawarbima@gmail.com