INVESTOR ARAB SAUDI LIRIK POTENSI JAGUNG NTB



















Jika Anda dari Bima Menuju Sumbawa lewat jalan darat, maka sepanjang perjalanan, dilereng-lereng gunung yang dipisahkan oleh Jalan  Raya Bima Sumbawa Anda pasti akan menemui hambaran hijau pohon jagung yang ditanam oleh penduduk setempat, sungguh sangat kontras pada masa 3 atau 4 tahun silam yang mana lereng-lereng gunung tersebut  hanya ditumbuhi rumput / ilalang yang menjadi makanan hewan piaraan atau  hewan-hewan itu dibiarkan bebas mencari makanan sendiri-sendiri, tapi kini tidak lagi bisa bebas berkeliaran karena lereng-lereng itu telah dipagari ileh pemilik lahan jagung

Investor Arab Saudi melirik potensi jagung di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan berencana membangun pabrik pakan ternak di Pulau Sumbawa.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura H Abdul Maad, di Mataram, tidak menyebutkan nama investor dari negara kaya minyak tersebut, namun pihaknya sudah mengutus salah seorang anggota Badan Pengurus Kawasan Pengembangan Ekononi Terpadu (BP Kapet) Bima serta dari PT i Pasar wilayah kerja NTB. Kami mengirim Asikin dari BP Kapet Bima dan dari PTi Pasar karena mereka yang mengenal lebih jauh investor dari Arab Saudi tersebut. Hari ini keduanya berangkat ke Jakarta untuk bertemu investor itu, yang difasilitasi Pemprov NTB," katanya.
Menurut dia, investor Arab Saudi tersebut sebelumnya pernah menyatakan berminat menanamkan investasinya untuk mengembangkan jagung di Kabupaten Sumbawa, dengan syarat diberikan lahan berstatus hak guna usaha (HGU) seluas 5.000 hektare. Rencana tersebut tidak direalisasikan karena lahan yang diharapkan tidak terpenuhi. Pihaknya kembali melakukan lobi melalui BP Kapet Bima dan PT iPasar agar investor dari Arab Saudi tersebut untuk sementara bisa membeli produksi jagung petani NTB, sambil menjalankan rencana pembangunan pabrik pakan di Pulau Sumbawa.

Pemerintah Provinsi NTB bersedia memberikan lahan HGU seluas 2.000 hektare di Kabupaten Dompu yang merupakan sentra produksi jagung terbesar ketiga di NTB, setelah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Lombok Timur. Kami mendorong agar investor itu membangun pabrik pakan di Kabupaten Dompu untuk menyerap produksi jagung di Kabupaten Bima maupun Dompu. Kalau di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat akan ada rencana investasi juga," ujarnya.

Menurut dia, dengan adanya investor yang berminat membeli jagung sebagai bahan baku pakan ternak dan produk lainnya, diharapkan harga jagung pada saat musim panen raya tidak anjlok atau bertahan di kisaran Rp2.200 hingga Rp2.400 per kilogram dalam bentuk pipilan kering.
Produksi jagung NTB ditargetkan mencapai 471.920 ton pipilan kering pada 2012 dengan luas areal panen mencapai 95.926 hektare. 
Target tersebut lebih tinggi dibandingkan produksi pada tahun 2011 yang mencapai 407 ribu ton pipilan kering yang diproduksi dari areal panen seluas 92.226 hektare dengan luas tanam 97.120 hektare, dengan tingkat produktivitas 4,9 ton per hektare, sesuai data versi Badan Pusat Statistik (BPS) NTB.
Target produksi jagung sebanyak 471.920 ribu ton itu menyebar di sembilan kabupaten/kota, kecuali Kota Mataram, adapun perkiraan areal produksi jagung adalah sebagai berikut :
  • Areal panen jagung terluas berada di Kabupaten Sumbawa dengan target luas panen 28.320 hektare yang akan memproduksi sebanyak 141.598 ton pipilan kering.
  • Selanjutnya, Kabupaten Lombok Timur dengan areal panen diperkirakan mencapai 19.855 hektare yang akan memproduksi sebanyak 99.275 ton pipilan kering.
  • Areal panen di Kabupaten Dompu juga diperkirakan mencapai 14.967 hektare yang akan memproduksi sebanyak 73.040 ton pipilan kering.
  • Enam kabupaten/kota lainnya yakni Kota Bima, Kabupaten Bima, Sumbawa Barat, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Utara, areal panennya berkisar antara 1.000 hektare lebih hingga 10 ribu hektare lebih.
Kami optimis target produksi jagung tahun ini bisa tercapai dan harga yang diterima petani cukup layak. Apalagi tahun ini pemerintah berencana tidak akan mengimpor jagung," ujarnya.

Sumber : antaramataram.com 

Deskripsi Varietas Jagung Hibrida Pioneer 23


















Tanggal dilepas : 29 Juli 2003
Asal : F1 dari silang tunggal (single cross) antara galur murni F30B80 dengn M30B80, keduanya adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh Pioneer Hi-Bred (Thailand) Co., Ltd. dan Hi-Bred dan Philippines, Inc.
Umur : Berumur agak dalam
50% polinasi : + 56 hari
50% keluar rambut : + 58 hari
Masak fisiologis : + 95 hari (< 600 m dpl)
+ 118 hari (> 600 m dpl)

Batang : Besar dan kokoh
Warna batang : Hijau
Tinggi tanaman : + 225 cm
Daun : Tegak dan lebar
Warna daun : Hijau tua


Keragaman tanaman : Sangat seragam
Perakaran : Baik
Kerebahan : Tahan rebah
Bentuk malai : Besar, tegak, dan terbuka
Warna malai : Ungu
Warna sekam : Hijau keunguan
Warna rambut : Hijau terang/putih dengan warna kemerahan di ujungnya
Tongkol : Sedang, panjang, dan silindris
Kedudukan tongkol : Di pertengahan tinggi tanaman (+ 100 cm)
Kelobot : Menutup biji dengan baik
Tipe biji : Semi mutiara
Warna biji : Oranye
Baris biji : Tidak lurus dan rapat
Jumlah baris/tongkol : 12 - 14 baris
Bobot 1000 biji : + 301 g
Rata-rata hasil : 6,3 t/ha pipilan kering
Potensi hasil : 10,5 t/ha pipilan kering
Ketahanan :
  • Tahan terhadap bercak daun, kelabu C. maydis, dan busuk tongkol Diplodia;
  • Cukup tahan terhadap busuk tongkol Gibberella, hawar daun, H. turcicum, karat daun, dan virus; serta ketahanan sedang terhadap perkecambahan tongkol
  • Agak rentan terhadap bulai dan rentan terhadap busuk batang bakteri
Keunggulan: Potensi hasil tinggi, kualitas bijinya baik dengan pengisian yang baik. Batangnya kokoh dan perakaran baik, tahan terhadap kerobohan

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat dan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bank Pengetahuan Tanaman Pangan Indonesia, 2010.