BUKAN AHIR DARI SEGALANYA BILA DIPUTUS CINTA



Jika anda pernah mengalami putus cinta, percayalah anda bukanlahlah satu-satunya orang didunia ini yang mengalaminya ! 


Beberapa waktu lalu, salah seorang sahabat akrab saya, sebut saja Lasiwe namanya, menelpon saya dengan nada yang tidak biasanya, lantang dan berwibawa, kemarin suaranya justru pelan dan tidak bersemangat. Dalam hati saya yakin kalau Lasiwe pasti sedang ada masalah, karena saya tahu betul tipenya. 

Dan betul saja, disela-sela pembicaraan kami mengenai kabar masing-masing, dengan suara bergetar Lasiwe bilang kalau ia baru saja diputusin Simone pacarnya. Meski saya tidak melihat wajahnya langsung, tapi saya juga yakin kalau ia tengah menangis sesunggukan disebrang sana. 

Beberapa hari kemudian saat weekend kami janjian untuk bertemu, agar bisa bicara lebih leluasa mengenai masalah Lasiwe. Mata saya mencari-cari sosok Lasiwe ditengah keramaian sebuah Mal, dan saya melihatnya dalam balutan T-shirt warna hijau muda cerah dan celana jeans, lalu kami saling melambaikan tangan. Kami kemudian masuk kedalam sebuah kafe dan mencari tempat yang aman buat acara curhat-curhatan ini. 

Meski Lasiwe memoles wajahnya saat itu, namun kesedihan tetap terbias dari wajahnya yang manis. Dan Lasiwe mulai bicara tentang bagaimana ia bisa sampai putus dengan Simone pacarnya sementara sudut matanya mulai digenangi air mata. Sesekali ia mengelap pipinya yang basah dengan tissue. 

Beberapa minggu kemudian kami bertemu lagi, dan jujur saja saya setengah kaget melihat perubahan pada dirinya. Matanya kelihatan cekung dan begitu sendu, kalau diperhatikan lebih seksama lagi tubuhnyapun agak kurus. Warna baju cerahnya tetap tidak bisa menutupi wajah sedihnya. Rupanya masalah diputusi pacarnya itu amat mempengaruhinya. 

Saya mencoba buat tidak membahas lagi masalahnya, takut-takut kalau nantinya Lasiwe bakal sedih lagi.Saya mencoba buat menceritakan hal-hal yang ringan saja supaya dia agak sedikit enjoy. Saat kami tengah berdiri menunggu antrian loket konser, tanpa sengaja mata Lasiwe terpaku pada pantulan dirinya disebuah cermin besar didepannya. "Aku kurus ya?". Tanya Lasiwe pelan sambil matanya tetap pada kaca. saya cuma mengangguk kecil. 

"Ya ampun, aku nggak nyangka sekurus ini sekarang'. Lasiwe mengamati tubuhnya dari atas sampai bawah. "Aku nggak tahu sampai kayak gini". Mata Lasiwe jadi berkaca-kaca menyadari kalau ia  terlihat seperti tidak terawat sekarang, Lasiwe memandang saya lama sekali dengan mata basahnya seolah dia berkata kalau yang ada dikaca itu, yang dilihatnya itu bukan dia. 

Saya segera menarik Lasiwe dari kermaian orang agar tidak melihat expresi Lasiwe saat menangis. Saya mencoba menenangkan Lasiwe sebisa mungkin. "Siwe.... kalau Simone ninggalin kamu bukan berarti hidup kamu berakhirkan". Ucap saya pelan. "Coba lihat wajah kamu sekarang, kusam dan kosong". 

Lasiwe coba melihat kembali wajahnya dicermin dan kemudian menunduk lagi sembari menangis. "Kamu cantik dan pintar, banyak yang bisa kamu dapat, jadi nggak usah benamkan diri kamu dengan masalah ini, dua minggu sepertinya cukup buat kamu terlena dan mengingat semuanya, tapi sekarang jangan lagi, mestinya kamu kasih batasan waktu buat mengingat semuanya tentang Simone, setelahnya ya sudah". Lasiwe mengangguk malas, tak bergairah sambil tersenyum kecil. 

Ditengah perjalanan pulang Lasiwe membisikiku supaya kami mampir direstoran favoritnya, "Aku mau makan yang banyak dan mau ngelupain semuanya". Kami kemudian tertawa cekikikan, nah gitu dong, teriak saya.

Memang ditinggal orang yang kita sayangi sangat menyakitkan hati, rasanya hidup ini tidak berguna lagi, semua yang kita lakukan seolah nggak ada artinya, seolah kitalah orang paling menderita didunia ini, seolah segalanya terasa tidak adil buat kita. 

Kita kira masalah kitalah yang paling rumit dan paling besar, justru masalah itu terletak pada diri kita sendiri, masalah menjadi demikian besar jika kita terlalu membesarkannya dan menjadi begitu kecil jika kita mempersempit persoalannya, kita menjadi rusak bukan karena masalah itu, namun kita sendirilah yang memilih terbenam dan terlena dalam masalah tersebut. 

Jika seseorang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita, anggap saja dia hanya menumpang berteduh disaat hari hujan dan kita mesti rela melepasnya pergi untuk pulang kerumah yang hendak ditujunya disaat hujan telah reda.

Ahirnya hati saya terasa lega karena kabar terahir benar-benar Lasiwe mampu melupakan segala kepedihan yang menimpanya dan diluar perkiraan, Lasiwe memperkenalkan pendampingnya yang baru (Sirangga) yang menurut saya jauh lebih dari segalanya dari Simone (kekasih sebelumnya) dan tidak ingin kejadian terulang kembali pada Lasiwe, maka dengan diam-diam saya mencoba melacak silsilah Sirangga, ternyata dia dari keluarga baik yang sangat taat beragama, semoga Lasiwe dan Sirangga menjadi pasangan yang harmonis sepanjang masa, Aamiin...! 

"INI NASIHAT DOKTER CINTA, BUKAN NASIHAT SAYA"

1. Kendalikan sikap Anda 

Anda bertanggung jawab terhadap diri anda sendiri. Ketika anda memutuskan sudah waktunya berpisah dengan kekasih dan itu adalah pilihan terbaik maka anda harus kuat menahan diri dan rindu anda. Hilangkan keterikatan anda dengan mantan anda, jangan menghubunginya dan jangan merespon ketika dia menghubungi anda. Cara ini meskipun menyakitkan anda tapi lambat laun akan membuat anda mandiri dan bisa menentukan arah anda sendiri.

2. Tetapkan tujuan hidup jangka panjang anda.

Jawab pertanyaan ini dengan jujur dari hati anda, apakah mantan anda itu yang terbaik bagi masa depan anda? apakah dia pilihan sehat dan rasional anda? Apa tujuan yang bisa anda raih bersama? Apakah dia serius mencintai anda?

Terkadang cinta di kaitkan dengan perasaan menyenangkan ketika si dia sedang bersama anda. Dan ketika anda diliputi dengan perasaan-perasaan tersebut, anda jadi lupa diri dan tidak lagi memikirkan hal yang lain. Tetapkan tujuan hidup jangka panjang anda dan kemudian jujurlah pada diri anda, apakah dia bisa berjalan searah dengan anda.

3. Tetap memerhatikan diri sendiri

Banyak yang bingung bagaimana seharusnya bersikap terhadap mantan, apakah acuh saja.. tapi nanti dikira sombong, atau supel dan ceria saat bertemu.. tapi nanti anda dikira masih naksir. Anda akan semakin bingung jika putus cinta itu belum final dan anda masih menyimpan rindu meski sakit dalam hati anda.

Dalam situasi seperti ini, anda harus memperhatikan diri anda sendiri, buat diri anda senang dan jangan memikirkan hal-hal yang justru membuat anda negatif. Curahkan kesedihan anda pada tempatnya dan lakukan hal-hal yang membuat diri anda senang.

4. Berkomitmen terhadap kesepakatan anda berdua

Jika berpisah adalah hal terbaik yang bisa anda lakukan maka lakukanlah kesepakatan berpisah dengan dia. Memang akan terasa menyakitkan berpisah dengan orang yang disayangi tetapi jika berpisah adalah hal yang baik maka lakukan dan tetap konsisten.
Semoga bermanfaat.