MENGELOLA KEUANGAN DALAM BULAN RAMADHAN



Anda akan tahu bahwa sebentar lagi bulan Ramadhan saat melihat buah kurma banyak dijajakan di supermarket, hiasan-hiasan bertema ketupat dan bedug mulai terpasang, dan semua orang mulai membicarakan soal mudik ke kampung halaman. Hampir semua masyarakat menyambut dengan suka cita berbagai aktivitas yang menyertai bulan ini. Mulai dari acara buka bersama, tarawih di Masjid, bakti sosial, hingga belanja berbagai keperluan lebaran. Hanya saja, janganlah usai lebaran keuangan kita jadi carut marut akibat gagal mengatur dengan baik. Tidak mau nasib seperti tahun-tahun sebelumnya, bukan?

Bijak dalam belanja rumah tangga

Meski mayoritas karyawan memperoleh penghasilan lebih besar di bulan puasa, namun banyak yang mengeluhkan tiba-tiba jadi punya utang yang tadinya tidak ada. Penyebab utama tentu saja karena pengeluaran yang terjadi ternyata lebih besar daripada pemasukan. Anda umumnya akan mendapatkan gaji bulanan dan juga Tunjangan Hari Raya yang besarnya bisa 1 kali atau bahkan 2 kali gaji bulanan. Jangan lupa, gaji merupakan arus kas masuk rutin yang tugasnya untuk membayar segala pengeluaran rutin. Misalnya untuk membayar listrik, cicilan rumah, uang sekolah bulanan anak, hingga belanja bulanan.

Sedangkan, THR itu merupakan arus kas masuk tidak rutin yang tugasnya untuk membayar pengeluaran musiman seperti biaya mudik lebaran, hadiah lebaran, dan juga tambahan dana untuk investasi atau membuat saldo dana darurat menjadi lebih ideal. Sayangnya, yang masih dilakukan kebanyakan orang adalah mencampur aduk antara gaji bulanan dan THR. Kemudian, semua pengeluaran berasal dari kumpulan uang tersebut.

Untuk mereka yang penghasilannya tidak menentu seperti pekerja freelance, dokter part-time, hingga para pengusaha kecil menengah, tuntutan untuk mengelola keuangan di bulan puasa menjadi lebih tinggi. Anda wajib membuat pos terpisah antara kebutuhan bulanan rutin dan kebutuhan khusus yang musiman selama puasa dan lebaran.

Ada beberapa pos pengeluaran yang harus dipersiapkan. Pertama, Pos Rutin untuk bayar tagihan listrik, internet, gaji asisten rumah tangga, hingga belanja dapur. Jumlahnya tidak boleh berbeda dengan bulan-bulan yang lain. Kedua, Pos Cicilan yang jumlahnya tidak boleh lebih 30% dari gaji bulanan. Ketiga, Pos Investasi yang mengambil 5% hingga 10% dari gaji bulanan Anda. Kesimpulannya, pola pengeluaran Anda untuk 3 hal diatas tidak boleh berubah hanya di saat bulan puasa!

Nah, pos keempat dan paling penting adalah Pos Gaya Hidup. Bulan puasa seringkali dijadikan ajang acara reuni atau acara buka bersama. Tanpa disadari, bisa jadi Anda menghabiskan 4 hari dari 5 hari kerja berbuka puasa di restoran atau kafe. Apalagi untuk mereka yang lapar mata, seringkali memesan makanan berlebihan. Persis seperti orang yang kalau malamnya pesta, rela untuk tidak makan pagi dan makan siang agar sanggup berwisata kuliner di acara resepsi pernikahan. Silakan mengalokasikan maksimal 20% dari gaji bulanan untuk kebutuhan gaya hidup selama bulan puasa. Jika Anda mau lebih bermewah-mewah dalam gaya hidup di bulan puasa, maka Anda harus membuat alokasi tambahan dari rencana pengeluaran THR. Can you afford it?

Pengeluaran untuk baju lebaran, kue kering, THR saudara dan biaya mudik tidak boleh diambil dari gaji bulanan, melainkan dari THR. Jadi, kita akan lebih mudah untuk mengatur pengeluaran.

Kalau terpaksa berutang

Coba periksa telepon genggam Anda, berapa kali dalam seminggu terakhir terima sms tentang tawaran Kredit Dana Tunai? Di saat pengeluaran kita serasa air bah, godaan mengambil kredit tentu saja sangat besar. Saya sangat tidak menyarankan Anda untuk mengambil opsi ini. Ada solusi lain yaitu mencoba gadai emas syariah.

Untuk Anda yang punya aset berupa perhiasan emas atau logam mulia, saya sarankan untuk melakukan Gadai Emas iB. Anda bisa melakukan program gadai emas di berbagai Bank Syariah maupun di Perum Pegadaian unit Syariah. Beginilah cara kerjanya, aset yang Anda miliki digadaikan untuk mendapatkan dana tunai. Kemudian, targetkan berapa bulan lagi Anda akan menebus emas tersebut. Alokasikan pembayaran nilai tebusan dan biaya titip ini dari THR yang Anda terima dan juga dari gaji bulanan yang akan diterima selama beberapa bulan kedepan.

Cara Gadai Emas iB ini jauh lebih optimal daripada mengambil kredit dana tunai. Apabila Anda mengambil kredit, maka dari cicilan pokok dan bunga yang dibayarkan, Anda hanya akan mendapatkan dana pinjaman saja. Sedangkan, dengan menggadaikan aset emas, selain mendapatkan dana pinjaman, dari cicilan tebusan dan biaya titip, Anda akan mendapatkan juga asetnya saat menebus. Bila saat ini belum punya emas, Anda bisa menggunakan sebagian THR untuk dibelikan emas, lalu emasnya digadaikan untuk mendapatkan pinjaman tunai.

Percuma berencana, jika tidak implementasi

Saya sedari dulu percaya bahwa pintu rezeki terbuka luas bagi seluruh umat di bulan puasa. Para pedagang mendapatkan keuntungan, para pekerja pun mendapatkan penghasilan yang lebih dari biasa. Agar rezeki yang diperoleh bisa membawa manfaat bagi kita semua, tentu saja disiplin dalam mengelola keuangan wajib dijalankan. Buatlah rencana pengeluaran selama 30 hari mendatang setelah membaca tulisan ini. Semoga Allah SWT senantiasa mencucurkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua. Live a Beautiful Life!